Mengenal Raksasa Ritel Thailand Central Department Store

marketeers article

Nama Central Department Store mulai menjadi destinasi belanja warga ibu kota. Hadir sejak tahun 2014, Central telah memiliki dua gerai di Indonesia, yaitu di Grand Indonesia dan Neo Soho Mal. Namun, siapa sangka, ritel mewah itu berawal dar toko kelontong sederhana dari daratan Thailand.

Perjalanan sejarah Central dimulai pada tahun 1947 ketika sebuah toko keluarga yang didirikan oleh Mr. Tiang dan putra sulungnya Mr. Samrit Chirathivat. Bisnis ini kemudian diperluas ke ‘Central Trading Store’ dengan unit setinggi dua lantai di lokasi yang baru. Di sana, Mr Tiang dan Mr. Samrit mulai mengimpor barang-barang seperti buku, pakaian siap pakai dan kosmetik dari Amerika Serikat dan Eropa.

Pada tahun 1956, Central menetapkan standar baru untuk bisnis ritel di Thailand dengan membuka Central Department Store pertama di distrik Wang Burapha, Bangkok. Central Wang Burapha adalah toko pertama yang menampilkan merchandise untuk pelanggan dan mempelopori gagasan fixed-price untuk barang dan jasa di Thailand.

Dengan etos kekeluargaan dan komitmen menghadirkan produk terbaik, Central menjadi jawara department store lokal di Thailand selama hampir 70 tahun. Pada 9 Desember 2005, Central mengalami hari yang sangat istimewa. Central menerima Royal Garuda Emblem dari (Alm) Yang Mulia Raja, sebagai penghargaan atas konsep dan sistem bisnis operasi yang menjunjung tinggi transparansi dan kebajikan. 

Pada tahun 2014, Central memperluas bisnisnya ke negara tetangga ASEAN dengan peluncuran Central Department Store Indonesia di Grand Indonesia East Mall di Jakarta. Flagship store pertamanya di Indonesia merangkul warisan budaya kedua negara dan memberikan dukungan kepada masyarakat setempat

Central juga berhasil menjadi satu-satunya ritel asal Thailand yang masuk ke pasar Eropa. Kerja sama dengan pemain lokal setempat membuat Central memiliki sembilan gerai di tujuh kota Eropa, meliputi Berlin, Munchen, Milan, Vienna, Hamburg, Roma, dan Copanhagen. Di sana, Central menjadi ritel gaya hidup mewah.

Tahun lalu, penjualan ritel Central dari pasar luar negeri tumbuh 40% dengan menymbang 20% dari total pendapatan perusahaan yang sebesar 130 miliar bath (setara Rp 58,5 miliar)

Menghadapi pasar e-commerce, Central membuat layanan penjualan berbasis Whatsapp yaitu Central on Demand. Lewat fitur live chat, pelanggan dapat mengetahui rincian produk, berbicara dengan concierge dan melakukan pembelian. Layanan ini sudah ada di gerai Central seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Hingga akhir tahun lalu, Central on Demand sudah tersedia di 22 cabang Central di Thailand yang telah melayani seratus ribu pelanggan.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related