Mengintip Bisnis Cuci Sepatu ala Shoe Bible

marketeers article

Bagi para pencinta sneakers tentu tidak asing dengan layanan pembersih sepatu. Beberapa jasa pembersih sepatu banyak bermunculan di kota-kota besar. Salah satu penyedia layanan pembersih sepatu, Shoe Bible, mencoba hadir sejak 2014 untuk memberikan layanan terbaik dalam membersihkan sepatu.

Yenda Hendriaman selaku pemilik dari Shoe Bible menilai para pencinta sneakers ini tidak pernah hitung-hitungan bila memutuskan untuk membeli sepatu yang sudah mereka incar. Jutaan hingga puluhan juta pun rela mereka keluarkan untuk sepasang sepatu idaman. Nah, kalau sudah dibeli dan digunakan, biasanya para pencinta sepatu ini akan membersihkan dengan hati-hati dan memasukkan kembali ke dalam kotak sepatu. Semuanya mereka lakukan sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Alasan mereka membersihkan sendiri bukan karena faktor harga, melainkan rasa ragu kalau sepatu kesayangan mereka dibersihkan oleh orang yang tidak tepat. Hal ini yang melandasi Yenda bersama beberapa rekannya membangun Shoe Bible.

Outlet pertama Shoe Bible berada di Pasar Santa. Memang, Pasar Santa masih popular pada masa itu, sebagai pusat berkumpulnya hipster Jakarta. Pertimbangan memilih tempat itu lantaran sewa yang lebih murah dibanding di mall. Dengan mencari lokasi yang sewanya murah, Shoe Bible bisa menawarkan harga yang sepantasnya.

“Kami melihat ada peluang dan ada gap antara layanan yang mahal dan murah. Kami ingin harga yang affordable serta memberi tahu konsumen bahwa selama proses pembersihan sepatunya akan di-treatment seperti apa,” jelas Yenda.

shoebible-2
Yenda Handriaman, Founder Shoe Bible

Untuk produk dan layanan, Shoe Bible menghadirkan dua pilihan yakni cairan pembersih sepatu dan layanan pembersih sepatu. Cairan pembersih sepatu ini diproduksi sendiri oleh Shoe Bible bersama beberapa mitra dan rekanan. Untuk layanan pembersih sepatu sendiri, Shoe Bible memasang tarif dari Rp 60.000 hingga ratusan ribu rupiah. Perbedaan harga dibagi berdasarkan jenis dan bahan sepatu. Menurut Yenda, tiap jenis dan bahan sepatu membutuhkan teknik dan cairan pembersih yang berbeda pula untuk mendapat hasil yang maksimal.

Hingga kini Shoe Bible sudah memiliki 12 cabang yang tersebar di tiga kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, dan Padang. Di Jakarta, Shoe Bible memiliki sembilang cabang di beberapa wilayah. Shoe Bible berhasil melakukan ekspansi dalam kurun waktu kurang dari setahun. Namun, menurut Yenda, ekspansi tersebut tidak direncanakan. Beberapa konsumen datang ke Shoe Bible dan berminat untuk membeli franchise Shoe Bible.

“Kami sebenarnya ingin ekspansi secara pelan-pelan. Awalnya banyak orang yang tanya, lama-lama saya pikir boleh untuk buka cabang, karena pertumbuhannya di Jakarta cepat. Karena minat dan desakan dari konsumen, akhirnya kami setuju untuk buka cabang,” kata Yenda.

Selain Shoe Bible, saat ini jasa layanan pencuci sepatu mulai menjamur. Namun, Yenda mengingatkan pentingnya kualitas layanan yang diberikan oleh Shoe Bible, seperti proses antar dan jemput atau cuci sepatu secara kilat. Sehingga, konsumen tidak perlu menunggu terlalu lama.

Editor: Sigit Kurniawan

Related