Mengintip Langkah BUMN Melakukan Digitalisasi

marketeers article

Tidak ada yang membantah bahwa saat ini tuntutan untuk melakukan digitalisasi adalah hal utama dilakukan para pelaku bisnis. Bila tidak segera melakukannya, siap-siap menerima konsekuensi pahit. Ditinggal konsumen dan terhempas dari lingkungan bisnis. Namun, bagaimana bila perusahaan Anda sudah terlanjur besar setelah bertahun-tahun lamanya menjalankan bisnis secara konservatif?

Untuk mendapat jawabannya, Anda tentu perlu belajar dari perusahaan-perusahaan raksasa yang tengah menjalankan digitalisasi dan sudah terasa dampaknya.
Salah satunya datang dari PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II. Menurut Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengelola bandara  butuh cara yang berbeda sama sekali dibanding beberapa tahun lalu.Apalagi, di lingkup AP II jumlah penumpang di tahun 2016 mencapai 95 juta orang.

“Tahun ini, kemungkinan besar kami masuk ke milestone berikutnya dengan menembus 100 juta penumpang,” kata Awaluddin di acara MarkPlus Conference, hari ini (07/12/2017).

Ia menambahkan bahwa bandara sekarang ini harus menumbuhkan pendapatan dari sisi nonaero bisnis. Dan, untuk itu digitalisasi sangat dibutuhkan. Bandara harus menerapkan teknologi terkini. Dengan kata lain, AP II fokus membangun soft infrastructure.

Namun, Awaluddin menegaskan bahwa dalam upaya digitalisasi ini harus masuk dalam strategi perusahan. Tanpa masuk dalam strategi besar perusahaan digitalisasi hanya akan sebatas program pinggiran. “Tidak kalah penting adalah memperhatikan pula dua isu besar lain, yakni budaya perusahaan dan organisasi. Ditambah dengan leadership yang memang punya antusiasme pada digitalisasi,” jelasnya.

Kisah lain datang dari PT Pertamina (Persero). Menurut Head of Marketing Communication Pertamina Dendi T. Danianto dalam digitalisasi ini Pertamina mengacu pada beberapa hal. Pertama, melakukan transformasi budaya perusahaan agar ada kesamaan pandangan di antara semua pegawai akan tujuan digitalisasi. Dengan menciptakan budaya ini maka ada common ground yang linier dengan semua lini bisnis, budaya, dan sumber daya manusia.

Selanjutnya, fokus pada bottom line improvement yang biasanya menyangkut customer experience dan proses bisnis. Terkait dengan konsumen, Pertamina terus meningkatkan engagement dengan kaum millenials.

Terakhir, melakukan total overhaul alias pemeriksaan dan perbaikan menyangkut SDM, budaya kerja, dan organisasi perusahaan. “Untuk melakukan hal tersebut di atas, tidak bisa dilakukan secara outsourcing. Selain itu, kuncinya ada di komitmen dan keterlibatan semua level karyawan,” tambah Dendi

Related