Mengintip Langkah Strategis Go-Tix Berbisnis Tiket Hiburan

marketeers article
45965828 top view of businessman hand working with modern technology and digital layer effect as business strategy concept

Go-Jek kembali mengepakkan lini bisnisnya dengan mengakuisisi Loket pada 2017 dan melahirkan Go-Tix. Melalui Go-Tix, kini Go-Jek bisa menjual tiket nonton bioskop, hiburan atraksi, theme park, taman hiburan, dan beragam event, sepweti konser musik. Target yang ditetapkan untuk lini bisnis ini pun terbilang besar. Lalu apa yang mereka lakukan?

“Target awal kami adalah membidik konsumen Go-Jek -sekitar 105 juta pengunduh aplikasi- yang belum menggunakan Go-Tix. Sejauh ini kami sudah berhasil mengajak 2,5 juta pengguna dalam dua tahun pertama. Tapi, ini masih sebagian kecil dari pasar tiket hiburan di Indonesia,” ujar VP Marketing Loket Ario Adimas.

Menurut Dimas, di Indonesia kini ada sekitar 181 juta jiwa masyarakat di umur produktif yang menjadi pasar sasaran utama mereka. “Idealnya, kami akan membidik pertumbuhan pengguna 2x lipat tiap tahunnya. Profil konsumen kami adalah milenial dan non-milenial yang butuh hiburan,” lanjut Dimas.

Untuk mencapai target ini, berbagai upaya akan dikerahkan oleh Go-Tix. Mulai dari aktivitas promosi seperti diskon potongan harga, memberikan pengalaman pelanggan yang berbeda dengan beragam fitur, hingga membangun kanal distribusi yang luas.

“Bukan sekadar menjual tiket, website kami saat ini menyediakan juga beragam informasi terbaru seputar dunia hiburan yang bisa dijadikan acuan untuk memperbarui pengetahuan konsumen,” lanjut Dimas.

Untuk kanal distribusi, selain melalui aplikasi Go-Jek dan website Go-Tix.id, Dimas akan memberikan banyak kejutan sepanjang tahun ini. “Kami akan luncurkan beragam kanal distribusi yang selama ini tak diduga,” tutup Dimas.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related