Mengulik Royal Tulip, Hotel Bintang Lima Pertama di Kawasan Bogor

marketeers article

Hanya berjarak 60 km dari Ibu Kota, kawasan Bogor memiliki daya pikat untuk terus disinggahi. Tidak hanya menawarkan berbagai lokasi wisata yang menarik dengan hawa yang sejuk, Bogor kini mulai menyediakan banyak hotel berbintang. Salah satunya adalah Royal Tulip Luxury Hotel Gunung Geulis Golf & Resort, yang berlokasi di Jalan Pasir Angin, Gadog-Bogor, Jawa Barat.

Hotel yang baru beroperasi awal tahun ini mengklaim dirinya sebagai hotel bintang lima pertama yang ada di Bogor. Hotel ini dimiliki oleh PT Mulia Colliman International, perusahaan yang mengelola padang golf Gunung Geulis sejak tahun 1992.

Sedangkan untuk pengoperasiannya, pihak pemilik menggandeng Louvre Hotels Group, jaringan hotel terbesar kedelapan di dunia asal Prancis. Royal Tulip Gunung Geulis ini adalah properti pertama yang dikelola Louvre Hotels di Indonesia.

“Kami membangun padang golf sejak tahun 1992. Di kala krisis, kami menunda memiliki hotel. Baru pada tahun 2012, kami rencanakan untuk membangun hotel bintang lima dan mulai dibangun pada tahun 2014 ,” papar Agung Budiman, CEO PT Mulia Colliman International saat konferensi pers Royal Tulip di Gunung Geulis, Bogor, Jawa Barat, Senin, (9/5/2016)

Agung mengatakan, dipilihnya Louvre sebagai mitra hotel adalah karena Louvre merupakan pemain hotel internasional yang kehadirannya belum sepopuler jaringan hotel internasional lain.

“Meski market exposure-nya masih kecil, namun membawa merek yang belum ada sebelumnya, malah memberikan satu keunikan bagi properti ini,” sambung Agung yang merupakan anak dari Muljadi Budiman, salah satu konglomerat Indonesia.

Agung menambahkan, kehadiran Royal Tulip akan meningkatkan standar Kota Bogor sebagai wilayah destinasi mewah. Sebab, selama ini, Bogor hanya dikepung oleh hotel budget, bintang 3, dan paling tinggi adalah bintang 4.

Apalagi, dari enam brand yang dimiliki Louvre Hotels, Royal Tulip berada di kasta teratas. Sehingga, fasilitas yang ditawarkan jauh lebih lengkap dari hotel bintang empat yang ada di sekitar kawasan tersebut.

Hotel yang terletak di lahan seluas 450 hektare ini memiliki dua restoran (FIRE dan LL One), satu bar lounge (The Breeze), dua kolam renang, playgorund anak-anak, pusat kebugaran, area yoga, wine room, enam ruang pertemuan, dan ballroom seluas 600 m2.

Tak ketinggalan adalah padang golf seluas 100 hektare yang memuat 36 holes, beserta country club dan puluhan cottage yang bakal segera dikelola oleh Louvre Hotels.

Meski menolak menyebut berapa nilai investasi hotel mewah ini, Agung mengatakan bahwa biaya konstruksi dan dekorasi per kamar mencapai US$ 150.000. Harga menginap yang ditawarkan hotel ini mulai dari Rp 3 juta untuk kamar tipe deluxe, hingga Rp 7,6 juta untuk kamar president suite ukuran 92 m2.

Hingga per Juli 2016, pihak hotel memberikan promo harga per kamar sebesar Rp 990.000, termasuk sarapan untuk dua orang.

Properti Bergengsi
Mark van Ogtrop, Managing Director SEA Louvre Hotels Group menjelaskan bahwa Royal Tulip adalah satu-satunya properti paling bergengsi di Bogor yang terdekat dari Jakarta.

“Saya ke Bandung itu butuh empat jam. Tapi ke lokasi ini hanya butuh waktu 1-1,5 jam berkendara dari Jakarta. Cari saja, apakah ada resor bintang lima yang jaraknya hanya satu jam dari Jakarta kecuali Royal Tulip?,” tanyanya.

Sedangkan untuk target market yang ingin dibidik, Mario Stanic, General Manager hotel tersebut menuturkan bahwa pihaknya melirik segala segmen, mulai dari individu, wedding, MICE, perusahaan swasta, pemerintah, hingga pecinta golf.

“Menjelang puasa dan lebaran, kami juga menggaet turis Timur Tengah, mengingat kawasan Puncak, banyak pelancong asal Saudi Arabia, Bahrain, dan Kuwait yang berlibur ke sana,” ungkap Mario

Mark kembali menambahkan bahwa Louvre Hotels akan meningkatkan eksistensinya di Indonesia dengan meluncurkan delapan hotel baru pada tahun ini, antara lain di Bali, Ubud, Batam, Tangerang, Lombok, Mataram, dan Banjarmasin.

Secara global, Louvre Hotels telah memiliki 1.200 hotel dengan total 80.000 kamar yang tersebar di 42 negara.

Editor: Sigit Kurniawan

Related