Menilik Inovasi Pengelolaan Sampah Plastik Danone-AQUA

marketeers article
35843703 garbage on a beach, environmental pollution concept picture.

Isu sampah plastik merupakan isu global yang menjadi perhatian banyak pihak terkait dengan kerusakan lingkungan. Isu ini pun saat ini masuk dalam kesadaran perusahaan-perusahaan. Perusahaan pun mulai menyadari peranannya dalam kerusakan lingkungan dan mulai terlibat dalam pemulihan sekaligus pencegahan.

Dalam rangka mendukung pelestarian lingkungan, Danone-AQUA bersama sejumlah Influencer KOL dan media mengeksplorasi siklus  daur ulang sampah plastik dalam acara  yang bertajuk Circularity Tour yang diselenggarakan pada 18-19 Desember 2018.

Dalam acara ini, peserta mengunjungi beberaparbagai lokasi untuk melihat langsung mengeksplorasi berbagai inovasi yang dapat dilakukan dalam untuk melakukan pengelolaan sampah plastik. Circularity Tour bertujuan untuk menyelaraskan perspektif antara para pemangku kepentingan dalam memahami isu pengelolaan sampah plastik dan pentingnya kolaborasi lintas sektoral.

Kunjungan dimulai dengan mengunjungi Smart Drop Box (SDB) dan Bank Sampah di wilayah Kasablanka, Jakarta Selatan. Dalam kunjungan ini, peserta melihat SDB yang merupakan tempat sampah pintar hasil kerjasama antara Danone-AQUA, Alfamart, Telkomsel, dan SMASH.  SDB ini, yang dilengkapi sistem pemindai barcode botol plastik dan terhubung dengan mySmash, yaitu aplikasi yang membantu penggunanya SDB untuk mencatatkan sampah botol yang dikumpulkan dan mendapatkan imbalan poin yang dapat digunakan sebagai pembayaran online.

Selanjutnya peserta mengunjungi Recycle Bussiness Unit (RBU) di Tangerang yang diinisiasi telah didampingi Danone-AQUA sejak 2010 untuk memahami lebih dalam mengenai proses daur ulang. Saat ini, RBU mempekerjakan 4.037 pegawai di mana 60% adalah perempuan. RBU ini telah menghasilkan cacahan plastik sebanyak 90 ton/bulan dari 100 ton botol plastik yang dikumpulkan dari lapak dan bank sampah di Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu, Bogor, dan Bekasi. Bersama dengan RBU di Bandung, Bali, dan Lombok yang dibangun oleh Mitra Danone-AQUA, keseluruhan RBU di empat kota ini menghasilkan 12.000 Ton plastik cacahan per tahun.

Menutup kegiatan, peserta juga mengunjungi pabrik Danone-AQUA di Babakan Pari dan Legos. Kunjungan ini menunjukkan komitmen Danone-AQUA dalam mengimplementasikan Reduce, Reuse dan Recycle dalam penggunaan plastikgunakan produk yang dapat digunakan kembali. Saat ini, 70% bisnis Danone-AQUA merupakannggunakan kemasan gGalon yang merupakan produk yang dapat digunakan kembali.

Terkait berbagai inisiatif yang dilakukan tersebut, Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia menjelaskan, Danone-AQUA telah mulai untuk melakukan pengelolaan sampah plastik sejak tahun 1993 dengan mengembangkan program PEDULI.

Program ini kemudian memelopori perkembangan industri daur ulang di Indonesia.  “Kami kemudian semakin menguatkan komitmen untuk pengelolaan sampah plastik dengan meluncurkan Gerakan #BijakBerplastik di tahun ini,” ujar Karyanto.

Berbagai inisiatif tersebut merupakan bagian dari gerakan #BijakBerplastik yang di luncurkan oleh Danone-AQUA. Dalam Ggerakan #BijakBerplastik, ini, Danone-AQUA menginisiasi kolaborasi kepada seluruh pihak untuk melakukan upaya edukasi, pengumpulan infrastruktur pengumpulan sampah plastik dan inovasi produk. Danone memfokuskan tindakannya pada tiga aspek inti, yaitu inovasi produk, pendidikan konsumen, dan pengembangan infrastruktur pengumpulan limbah. Saat ini, semua botol AQUA adalah 100% (semua kemasan 98%) dapat didaur ulang dan baru saja meluncurkan botol dengan menggunakan kemasan 100% PET daur ulang (100% rPET).

Emenda Sembiring, Pakar lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), juga menjelaskan bahwa  plastik merupakan material yang tidak lepas dari kehidupan kita karena sifatnya yang dapat mudah dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan air, awet, praktis dan dapat melindungi isi dengan baik (proteksi). Namun, dibalik manfaat tersebut, plastik dapat mengakibatkan ancaman polusi apabila tidak dikelola dan dibiarkan terbuang ke lingkungan.

Emenda memaparkan, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah plastik. Pengurangan masalah sampah plastik bisa dimulai dari lingkungan terkecil seperti rumah tangga hingga lingkungan berskala besar meliputi kawasan kota yang dikelola oleh pemerintahan atau bahkan sektor industri.

Ia menambahkan, dengan peran aktif masyarakat untuk mengelola sampah plastiknya dengan benar dapat menjadi sebuah langkah awal untuk terbentuknya pendekatan sirkular ekonomi. Sebagaimana diketahui, sampah menjadi isu serius yang harus dihadapi dunia saat ini, termasuk Indonesia. Bahkan, persoalan sampah turut mengancam ekosistem di laut. World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra.  Sedangkan sebanyak delapan juta ton sampah plastik mengalir ke laut setiap tahunnya dan membahayakan lebih dari 800 spesies.

Merespons kondisi tersebut, Pemerintah Republik Indonesia berkomitmen untuk dapat mengurangi sampah plastik di laut sebanyak 70% pada tahun 2025. Sebagai bentuk dukungan terhadap visi tersebut, DanoneAQUA berinisiatif dalam mengembangkan model ekonomi sirkular sebagai bentuk kontribusi menyelesaikan permasalahan sampah di Indonesia. Komitmen tersebut telah dimulai sejak 1993 melalui program AQUA Peduli.

Model ekonomi sirkular merupakan penerapan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas pemakaian sumber daya.  CE menjadi alternatif ekonomi linier tradisional (membuat, menggunakan, membuang) dengan menyimpan sumber daya yang digunakan selama mungkin, mengekstrak sumber daya tersebut, kemudian memulihkan dan meregenerasinya.

Related