Menjelang MEA, Indonesia Minim Pilot dan Teknisi Pesawat

marketeers article

Di industri penerbangan, kesiapan dalam jumlah pesawat dan infrastruktur lainnya tidaklah cukup. Bila dikaitkan dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan segera bergulir, faktor penting lain dan utama adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM).  Terutama pilot dan mekanik untuk perawatan pesawat.

Kesiapan yang dimaksud dalam hal ini adalah mengenai jumlah yang mencukupi. Secara kualitas, SDM asli Indonesia tidak kalah dengan orang asing. Buktinya banyak pilot yang bekerja di maskapai asing.   

“Harus ada percepatan dalam membentuk SDM negara ini di bidang penerbangan, tidak hanya pilot, tapi juga mekanik engineer,” President Director Lion Group Edward Sirait

Memang, dalam beberapa tahun terakhir sudah ada penambahan sekolah penerbangan yang cukup pesat. Departemen Perhubungan dan para pengusaha maskapai terus mendirikan sekolah penerbangan. Sekarang ini, sudah ada lebih dari 20 sekolah penerbangan, namun ternyata masih belum memenuhi kebutuhan industri penerbangan nasional.

Industri penerbangan itu bukan sekadar mengangkut orang, tapi bagaimana menciptakan tenaga kerja untuk industri ini. Artinya, industri ini juga harus dibangun tidak secara fisiknya saja, tapi manusianya juga. Tapi itu belum cukup, regulasi soal ketenagakerjaan di negara ini juga harus membuat tenaga kerja Indonesia bersaing. “Bukan tidak mungkin SDM negara lain lebih murah atau regulasi soal ketenagakerjaan di negara ASEAN lainnya lebih simpel. Anda sebagai pengusaha mau pilih yang mana,” tegas Edward

Kekurangan SDM ini begitu terasa ketika bicara mengenai mekanik perawatan pesawat. Di sisi lain, fasilitas perawatan pesawat di negara ini masih sedikit. Soal maintenance pesawat ini Indonesia masih kalah dari negara tetangga. Kalaupun mekanik bisa disiapkan, masih ada hambatan lain dalam hal pengadaan suku cadang.  “Padahal, urusan perawatan dan suku cadang itu merupakan komponen terbesar dalam biaya operasional, porsinya sekitar 45%,” tegasnya.

Related