Merawat Vagina dengan Laser, Amankah?

marketeers article

Vagina merupakan wilayah organ intim perempuan yang begitu penting. Keremajaan organ intim perempuan pun perlu untuk dijaga. Pasalnya, seiring dengan pertambahan usia, tak dipungkiri dinding-dinding vagina dapat mengendur. Kini, saat perkembangan teknologi medis kian berkembang, teknik laser organ intim perempuan pun ditemukan. Namun, apakah teknik ini aman untuk digunakan?

Laser Vagina Tightening (LVT) dikatakan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Grace Waworuntu merupakan teknik pengencangan otot sekitar vagina yang berfungsi mengurangi keluhan inkontinensia urin. “Perempuan menopause kerap mengalami keluhan turun peranakan (prolapse uteri), teknik ini berfungsi untuk mengembalikan kembali struktur vagina sehingga dapat mengurangi keluhan tersebut,” ungkap Grace di Jakarta, Rabu (14/03/2018).

Dalam proses pengaplikasian, Grace mengatakan teknik LVT tidak menimbulkan rasa sakit dan bekas luka. Namun, sebelum mengambil tidakan ini, pasien diharuskan untuk melakukan pemeriksaan papsmear lebih dulu.

“Pemeriksaan papsmear merupakan prosedur untuk mendeteksi kanker serviks pada perempuan. Sebelum melakukan perawatan, pasien sebaiknya menunjukkan hasil pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada tanda infeksi dan keganasan pada organ intimnya,” jelas Grace.

Cara ini dilakukan pula oleh klinik kecantikan ZAP Clinic yang mengharuskan calon pasien untuk menyertakan hasil papsmear sebelum operasi. Tidak hanya itu, ZAP juag menganjurkan para klien untuk tidak melakukan ini di luar masa menstruasi, dan tidak berhubungan intim selama 14 hari setelah masa perawatan.

Proses pengaplikasian LVT terdiri dari dua tahap. Pertama, laser akan ditembakkan ke dalam dinding vagina pasien untuk selanjutnya ditembakkan pada bibir vagina dan area sekitar. Waktu yang dibutuhkan pun terbilang singkat, yakni 60 menit. Grace menyarankan, teknik LVT dapat dilakukan sebanyak satu hingga tiga kali per tahun sesuai dengan berat keluhan yang dialami.

Editor: Sigit Kurniawan

Related