Meski Industrinya Tumbuh, Salon Kelas Menengah Stuck

marketeers article

Industri salon memang terus bertumbuh. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin banyaknya orang yang peduli dengan penampilan mereka. Saat ini, kita bisa menemukan salon dengan mudah, mulai dari salon yang letaknya di lingkungan rumah hingga di mal-mal. Dilihat dari segmennya, bisnis salon ini terbagi menjadi dua, yaitu segmen kelas menengah atas dan kelas menengah.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh L’Oreal Professional Product, ada 115.000 salon yang ada di Indonesia dengan estimasi jumlah konsumen sebanyak 161.000. Perkembangan salon sejak tahun 2007 terus meningkat sebanyak 9,7%.

“Pertumbuhan salon memang mendekati 10% sampai tahun ini. Ini bisa dicapai oleh salon premium. Namun, pertumbuhan salon dengan segmen menengah ini stuck,” ujar Satria Bakti, Business Unit Manager Matrix Professional Products Division dalam acara Konferensi Pers New Biolage di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Kini, orang-orang mulai meninggalkan salon untuk melakukan berbagai perawatan. Pasalnya, kini mulai bermunculan klinik perawatan yang berdiri sendiri, seperti tempat khusus pijat refleksi maupun klinik skin care. “Jadi, salon hanya mengurusi rambut saja, bukan lagi menawarkan treatment yang lengkap,” tambahnya.

Selain itu, kompetitor mereka bukan lagi sesama salon, melainkan toko ritel. Di toko ritel, konsumen bisa mendapatkan berbagai produk perawatan rambut yang dulu hanya tersedia di salon saja. Saat ini, konsumen bisa dengan mudah membeli pewarna rambut, vitamin rambut, dan masker rambut dari berbagai merek.

Bagi salon premium, kondisi ini bisa mereka atasi. Namun, kondisi ini nyatanya menyulitkan bagi salon medium. Untuk salon kelas A, sambung Satria, pertumbuhan mereka bisa double digit karena mereka mengetahui cara mengelola salon. Lalu, mereka pun tahu bagaimana memberikan experience kepada pelanggannya. Rupanya hal ini tidak ditemukan di salon medium.

“Salon medium belum mampu mengelola salonnya dengan baik. Kalau mereka mau berkembang, mereka harus mampu meningkatkan profesionalisme mereka. Berikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, bukan sekadar sebagai hair therapist, namun sebagai hair care expert,” pungkasnya. 

Editor: Sigit Kurniawan 

Related