Meski Laba Naik, Kucuran Kredit Danamon Turun di Semester I-2016

marketeers article

Danamon mencatatkan kinerja yang bagus di semester pertama tahun ini. Laba bersih Danamon setelah pajak tumbuh 38% dibanding periode yang sama tahun lalu. Naik dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 1,7 triliun.

“Inisiatif-inisiatif yang kami implementasi tahun lalu mulai menunjukkan hasil. Hal ini tercermin dalam pertumbuhan laba bersih. Hasil ini merupakan bukti nyata dari upaya Danamon dalam membangun pondasi kuat untuk pertumbuhan lebih lanjut, sejalan dengan komitmen kami untuk meneruskan kualitas layanan yang baik kepada nasabah pada ulang tahunnya yang ke-60,” kata Chief Financial Officer dan Direktur Danamon Vera Eve Lim.

Kenaikan laba bersih ini juga merupakan hasil dari peningkatan efisiensi yang dilakukan Danamon. Laba Operasional  Sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 15% menjadi Rp 4,6 triliun di semester pertama tahun 2016 dibandingkan setahun sebelumnya. Rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income ratio) di semester pertama tahun 2016 tercatat sebesar 48,5% dibandingkan 54,7% di semester pertama tahun 2015. Hal ini didorong oleh peningkatan efisiensi yang berkelanjutan. Biaya operasional di semester pertama tahun 2016 turun 7% dibandingkan satu tahun sebelumnya menjadi Rp 4,3 triliun.

Vera menambahkan Danamon sedang memperkuat aksesibilitas layanan dan variasi produk.” Jaringan sales and distribution kami mulai terbentuk dan nasabah sudah mulai merasakan manfaat dari layanan terintegrasi yang memenuhi kebutuhan keuangan mereka,” tambah Vera.

Penyaluran Kredit

Sementara itu, penyaluran kredit Danamon mengalami penurunan 8% di semester I tahun ini dibanding periode yang sama tahun lalu. Menjadi Rp 124,9 triliun pada akhir semester pertama tahun 2016 dari Rp 136,2 triliun pada periode lalu.  Meski begitu, kredit syariah yang sebagian besar merupakan bagian dari kredit untuk segmen UKM dan komersial tumbuh 6,9% menjadi Rp 3,3 triliun.

Kredit kepada usaha mikro melalui Danamon Simpan Pinjam (DSP) tercatat sebesar Rp 12,5 triliun atau turun 28% dari Rp 17,4 triliun di semester pertama tahun 2015. Sedangkan kredit pada segmen UKM tumbuh 1% menjadi Rp 23,5 triliun dari Rp 23,2 triliun setahun sebelumnya. Lalu, kredit pada segmen perbankan korporasi tumbuh 1% menjadi Rp 17,9 triliun dan kredit kepada segmen komersial turun 5% menjadi Rp 15,2 triliun.

    Related