CEO Xiaomi di Indonesia: Mi Mix 2 Adalah Pembunuh iPhone 8

profile photo reporter Jaka Perdana
JakaPerdana
28 September 2017
marketeers article

Xiaomi terbilang perusahaan teknologi yang berani membanding-bandingkan produknya dengan kompetitor. Dalam beberapa kesempatan di acara peluncuran smartphone terbaru, mereka selalu secara gamblang membandingkan produk Xiaomi dengan spesifikasi brand lain.

Apple salah satu yang sering terkena sasaran tembak. Tidak heran Xiaomi sering juga disebut Apple of China karena tampak punya ambisi untuk mengalahkan sang kompetitor asal AS. Dari segi desain produk pun sering terjadi kemiripan jika tidak mau disebut duplikat mentah-mentah.

Ketika mempresentasikan flagship terbaru Mi Mix 2 di Jakarta, CEO Xiaomi Lei Jun langsung berani sesumbar mengeluarkan pernyataan perang kepada Apple. “Mi Mix 2 adalah pembunuh iPhone 8,” ujarnya pada Rabu (27/9) 2017.

Seri Mi Mix memang dianggap media luar sebagai inovasi di dunia smartphone. Pertama meluncur tahun lalu, daya jual si produk terletak pada tampilan muka yang meminimalisir sisi fisik, atau biasa disebut dengan bezel-less smartphone.

Biasanya smartphone memiliki space di atas dan di bawah layar untuk kamera depan, speaker, sampai tombol home. Namun di Mi Mix itu semua hampir tidak ada di mana bagian atas dan bawah layar semakin terminimalisir. Hasilnya adalah dalam sekilas fisik depan Mi Mix tampak hanya layar saja alias hampir tanpa bingkai.

Sharp sebenarnya merilis konsep smartphone yang sama sebelum Samsung menerapkannya di Galaxy S8. Apple pun baru tahun ini merilis produk dengan konsep bezel-less pada iPhone X. Di saat pemain lain baru kali pertama bermain smartphone tanpa bezel, Xiaomi sudah merilis Mi Mix 2 di Cina pertengahan September lalu, hampir berbarengan dengan iPhone 8 dan iPhone X.

“Proses pembentukan layarnya dibakar pada suhu 1.400 derajat celcius selama lima hari. Total prosesnya memakan waktu sampai tujuh hari. Biayanya lebih mahal sepuluh kali dari biasanya. Namun tidak seperti Mi Mix yang rilis di China saja, seri kedua ini sudah mendukung jaringan telekomunikasi di 226 region,” ujar Lei seperti mengindikasikan akan merilis secara global produk andalannya.

Ia yakin dengan kata-katanya karena Mi Mix 2 diklaim memiliki desain indah dengan prosesor bertenaga, serta kamera ciamik yang tidak kalah dengan flagship lainnya. Dari sisi harga memang terbilang cukup mahal untuk ukuran Xiaomi, yaitu sekitar US$500 atau sekitar Rp6,5 juta.

Tapi harga itu masih kalah jauh dengan produk premium semisal miliki Apple dan Samsung yang dihargai di atas US$700. “Setengah harga iPhone lebih tepatnya,” senyum Lei. Walau begitu ia tidak memberi kepastian kapan produk yang dipamerkannya kepada kalangan terbatas tersebut akan dijual di Indonesia.

Ambisius

Ambisi Lei Jun untuk terus merilis produk terbaru memang dibarengi dengan agresivitas mereka dalam membuka gerai ritel offline. Sebelumnya mereka hanya fokus di penjualan online di mana hasilnya tidak sesuai target yang diharapkan sekitar dua tahun lalu.

“Toko kami namakan Mi Home. Semua produk Xiaomi ada di situ tidak hanya smartphone, terutama produk elektronik rumah tangga. Saat ini sudah ada 189 Mi Home dan dalam waktu dekat akan dibuka 20 lagi. Dalam tiga tahun kami targetkan buka 1.000 Mi Home,” ungkap Lei.

Selain pasar China, India juga menjadi salah satu pasar penting setelah produk-produknya selalu diserbu konsumen. Salah satu faktornya adalah harga terjangkau untuk negara yang memang sensitivitas terhadap harga cukup tinggi.

Setelah itu Lei menyebut Indonesia adalah negara prioritas lainnya. Ia mengklaim penjualannya sudah menduduki posisi tiga. Sekarang sudah ada 60 negara yang dijajal Xiaomi, di mana di 12 negara mereka berhasil menembus top 5.

    Related