Microsoft: Baru 14% Perusahaan di Indonesia Memanfaatkan Teknologi AI

marketeers article

Teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan-AI) dianggap sebagai teknologi yang dapat membantu meringankan pekerjaan manusia. Sayangnya, teknologi ini masih belum diterapkan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Melalui penelitiannya yang bekerja sama dengan IDC Asia/Pasifik, Microsoft memaparkan pemanfaatan teknologi AI oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Penelitian yang diberi judul Future Ready Business: Assessing Asia Pacific’s Growth Potential Through AI ini dilakukan secara survey. Penelitian ini melibatkan 112 pemimpin bisnis dn 101 karyawan di Indonesia. Di dalam penelitian ini, terlihat adanya perbedaan pandangan antara pemimpin dan karyawan mengenai AI, di mana masih banyak pekerja yang skeptis terhadap adopsi AI di Indonesia.

Microsoft mengungkapkan bahwa penggunaan AI secara serius oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia baru mancapai 14%. Sementara itu, 42% perusahaan telah melakukan eksperimen mengenai penggunaan AI sebagai bagian dari bisnis. 30% lainnya sedang menunggu pendewasaan teknologi di Indonesia sebelum melibatkan AI sebagai strategi perusahaan dan 14% lainnya sama sekali belum memikirkan untuk melibatkan AI sebagai pusat bisnisnya.

“AI dapat meningkatkan  daya saing para pelaku usaha di Indonesia lewat inovasi-inovasi yang dihadirkan oleh para pelaku usaha yang menggunakan teknologi ini. Tidak hanya itu, perusahaan dapat mentransformasi masyarakat untuk lebih kompetitif melalui perubahan-perubahan yang terjadi di ruang lingkup bisnis,” ujar Haris Izmee, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Selasa (14/03/2019).

Dalam penerapannya, AI akan menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru untuk manusia. Pekerjaan baru ini turut didampingi oleh transformasi keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan kerja berbasis di bidang keterampilan teknis seperti pemograman dan juga soft skills seperti keterampilan untuk beradaptasi dan belajar.

“Pusat dari AI adalah manusia. Teknolgi bertenaga AI dirancang untuk melakukan pekerjaan yang menghambat produktivitas manusia. Namun, AI tidak dirancang untuk berinteraksi layaknya manusia. Sehingga, keterampilan yang dibutuhkan tidak hanya keterampilan teknis, tapi juga keterampilan yang hanya dimiliki manusia seperti inisiatif dan kerja sama tim,” jelas Haris

Haris menambahkan bahwa Microsoft melihat teknologi AI sebagai alat untuk meningkatkan kecerdikan manusia, bukan menggantikan manusia secara keseluruhan. AI dilihat sebagai instrumen yang akan mendorong manusia untuk lebih maju melalui keterampilan-keterampilan baru yang dibutuhkan. Pola pikir inilah terus dikampanyekan oleh Microsoft. Sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Microsoft menganggap bahwa AI dapat menambah kecerdikan manusia di masa mendatang.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related