Milo Pertahankan Positioning Sebagai Merek “Aktif Bergerak”

marketeers article

Berdasarkan laporan yang diumumkan Nestle Indonesia, 60% anak-anak usia sekolah menghabiskan 2-3 jam sehari untuk melakukan kegiatan ektsrakulikuler. Akan tetapi, tahun lalu, anak usia sekolah dengan gizi tak seimbang malah meningkat 17%.

Fakta tersebut menjadi alasan bagi minuman “susu” berenergi Nestlé Milo untuk mengemas pesan pemasaran yang dapat menstimulus anak usia 7-12 tahun agar aktif bergerak.

Leonard B, Category Marketing Manager Nestle Milo, menyadari bahwa banyak merek susu yang mengusung tema aktif bergerak sebagai kampanye pemasarannya. Akan tetapi, ia mengaku Milo Nestle telah lebih lama mengusung tema tersebut.

“Milo dari tahun ke tahun selalu mengusung tema olahraga. Kami menyelenggarakan kompetisi badminton antar Sekolah Dasar Milo School Competition yang sudah berjalan sejak 14 tahun,” kata Leonard di Senayan, Kamis, (14/7/2016).

Begitu juga dengan Milo Football Champion yang sudah memasuki tahun kedua, serta ajang maraton tahunan Jakarta International 10K yang disponsori Nestle Milo untuk keenam kalinya.

Berbeda dengan anak usia balita yang wajib mengonsumsi susu, justru anak usia 7-12 tahun mengalami penurunan tingkat konsumsi susu. Hal ini karena pada usia tersebut, anak sudah dihadapkan pada banyak pilihan asupan nutrisi selain susu.

Menurut Leonard, minuman Milo tidak bisa seimbang tanpa didukung oleh makanan bernutrisi lainnya. Sebab itu, pihaknya meluncurkan aplikasi ponsel cerdas Milo Squad Champ untuk membantu orang tua memonitor asupan gizi dan aktivitas gerak sang anak.

“Lewat aplikasi ini, kami ingin mengajak orang tua untuk menyadari pentingnya vitamin, protein, dan makronutrien lainnya bagi anak,” jelas Leonard.

Aplikasi yang pemakainnya harus disertai dengan sebuah gelang Milo Energy Band itu menjadi langkah Milo untuk selalu up-to-date dengan perkembangan zaman, sekaligus cara merek tersebut engage dengan konsumennya.

“Memang, Milo adalah massive brand yang menyasar kelas A, B, dan C,” papar Leonard. Ia melanjutkan, “Untuk target kampanye kali ini ditujukan untuk orang tua perkotaan yang sudah memfasilitasi aktivitas fisik bagi anak.”

Sayangnya, Leonard tak berani menyebut torehan market share Milo untuk kategori susu bukuk usia 7-12 tahun. Kendati tahun lalu daya beli menurun, namun tahun ini ia meyakini volume penjualan Milo mengalami peningkatan.

“Kami tetap fokus pada dua kategori, yaitu susu bubuk dan susu cair ukuran 115 ml dan 200 ml, serta ukuran kaleng 240 ml,” terangnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related