Minimum Viable Product: Model Produk Sederhana yang Berdaya Guna

marketeers article
minimum viable product (MVP) | sumber: 123rf

Konsep minimum viable product berkaitan erat dengan strategi startup ketika akan menawarkan produk baru yang ingin mendisrupsi pasar, inovatif, solutif, namun belum terbukti akan berhasil dibeli pelanggan.

Ketika perusahaan akan meluncurkan produk atau layanan baru, maka mereka akan berkutat mengembangkan produk hingga berbulan-bulan lamanya agar mampu memberikan penawaran yang terbaik.

Mereka akan menciptakan produk paling sempurna dengan fitur-fitur yang akan dicintai oleh pelanggannya. Namun, ketika tiba masanya produk diluncurkan, namun sebagian besar dari pelanggan mereka tidak suka, maka itulah bencana!

Berdasarkan narasi di atas, maka berkembanglah sebuah konsep yang bernama minimum viable product atau MVP. Produk yang diciptakan dengan konsep paling sederhana.

Tujuannya hanyalah untuk menunjukkan bentuk, gambaran kasar, fitur, dan manfaat utamanya kepada calon pelanggan. Hasil feedback pelanggan menjadi bahan perbaikan untuk pengembangan produk selanjutnya. Konsep yang menarik, bukan?

Untuk memahami lebih dalam. Simak penjelasan mengenai minimum viable product pada artikel berikut ini.

Apa itu minimum viable product (MVP)?

Konsep mengenai minimum viable product (MVP) dikembangkan oleh Eric Ries, penulis buku populer The Lean Startup. Menurut Eric, MVP adalah versi dari produk baru yang memungkinkan tim untuk mengumpulkan pembelajaran tervalidasi tentang pelanggan dalam jumlah maksimum dengan usaha yang paling sedikit. 

Dalam tulisannya di Medium, Eric menyebut minimum viable product adalah versi paling sederhana dari suatu produk yang dapat digunakan untuk memulai proses pembelajaran dari pelanggan. 

Pendekatan yang digunakan dari konsep ini lebih berfokus pada pelanggan, apa yang benar-benar dilihat, diinginkan, dibutuhkan, dan diekspektasikan dari pelanggan. Seluruh informasi yang diperoleh dari penawaran MVP kepada calon pelanggan yang akan menjadi dasar dalam pembangunan produk yang sebenarnya. 

BACA JUGA: Prototype: Rancangan Awal Sebuah Produk agar Sukses di Pasar

Dengan begitu, produk yang ditawarkan bukanlah produk yang perusahaan inginkan, melainkan yang pelanggan Anda butuhkan. Dengan begitu, ruang inovasi dari sebuah produk jauh lebih terbuka lebar. 

Pendapat pelanggan menjadi dasar dalam pengembangan produk yang jauh lebih mendalam. Eric menyebutkan MVP bisa Anda jadikan sebagai sebuah eksperimen pertama atau pengujian di pasar atas ide-ide dari suatu produk. MVP tidak harus sempurna, tidak perlu lengkap. 

Keuntungan utama yang Anda dapatkan adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai minat pelanggan Anda terhadap produk yang Anda kembangkan. Makin cepat Anda mengetahui apakah produk Anda menarik di mata pelanggan, maka kian sedikit usaha dan biaya yang perlu Anda keluarkan untuk membiayai produk yang diperkirakan gagal di pasar.

Penciptaan MVP menjadi salah satu langkah manajemen risiko untuk mengurangi kerugian biaya ketika produk Anda benar-benar gagal di pasar.  Jika respons calon pelanggan Anda negatif, maka akan dapat merespons cepat untuk melakukan pivot produk, mengatur ulang strategi, atau memperbaiki produk yang ada.

Bahkan, Anda bisa saja untuk memberikan brosur atau materi pemasaran. Kemudian, mintalah pendapat dari calon pelanggan Anda. Catat dan wujudkan dalam produk yang sebenarnya. 

BACA JUGA: 5 Strategi Jitu Sukseskan Product Launch Campaign

Namun, satu hal yang perlu Anda perhatikan, meskipun disebut minimum viable product, bukan berarti Anda membuatnya dengan cara yang asal-asalan, ceroboh, dan bahkan mengancam keselamatan pelanggan Anda.

Menurut Eric, syarat utama dari penciptaan MVP adalah menghapus fitur atau proses yang tidak berkontribusi secara langsung pada pembelajaran yang Anda dan tim cari. Fokuslah pada fitur dan nilai utama dari produk Anda. 

Kesimpulannya, jika Anda akan menciptakan produk inovasi baru yang belum pernah ada sebelumnya, maka yakinlah bahwa risiko gagal akan selalu ada meski sebagus apa pun nilai dan manfaat yang Anda coba tawarkan.

Untuk mengurangi risiko tersebut, buatlah terlebih dahulu MVP sebagai langkah awal Anda untuk menjajaki pasar dan mengenali pelanggan Anda lebih mendalam. Kumpulkan feedback dari pelanggan dan buatlah produk berdasarkan hasil eksperimen awal Anda menggunakan minimum viable product tersebut. 

BACA JUGA: Go To Market Strategy: Siapkan Peluncuran Produk Agar Sukses di Pasar

Editor: Ranto Rajagukguk

Related