Museum MACAN Hadirkan Tiga Pameran Tunggal

profile photo reporter Marketeers
Marketeers
31 Januari 2019
marketeers article

Setelah kesuksesan dalam membawa karya Yayoi Kusuma: Life is the Heart of a Rainbow ke Jakarta pada awal tahun 2018, Museum MACAN kini menghadirkan tiga pameran tunggal dari tiga seniman ternama, Arahmaiani, Lee Mingwei, dan On Karawa. Pameran diselenggarakan mulai dari 17 November 2018 lalu hingga 10 Maret 2019 mendatang.

Pameran Arahmaiani yang berjudul Masa Lalu Belumlah Berlalu (The Past has not Passed) menampilkan lebih dari 70 karya seninya termasuk lukisan, instalasi, dan replika penampilan ikoniknya sejak 1980-an sampai sekarang.

Seperti instalasi Burning Country yang terinspirasi dari banyaknya kekerasan terhadap perempuan selama kerusuhan Mei 1998, di mana kebaya digantung di atas ratusan korek api dalam bentuk peta Indonesia. Selain itu, dalam karya lukisan Lingga-Yoni, Arahmaiani menceritakan tentang ketertarikannya dengan budaya spiritual dan simbolisme dari Jawa.

Arahmaiani gemar mengangkat tema sosial, seperti keberagaman budaya, feminisme hingga globalisasi melalui karyanya. Meski demikian, karyanya tetap mengusung cita rasa personal.

Beda dari Arahmaiani, Lee Mingwei menyajikan karyanya, Seven Stories, yang lebih fokus ke diri sendiri dan menunjukan keduniawian. Pengunjung diperbolehkan untuk membeli tiket dan bergabung untuk makan malam bersama sang seniman sebagai bagian dari penampilannya.

Lee Mingwei sangat bergantung pada partisipasi pengunjung dalam karya seninya, seperti dengan instalasi Guernica in Sand, pengunjung diperbolehkan untuk menginjak dan berjalan diatas karya tersebut.

Pameran diakhiri dengan instalasi karya On Kawara, One Million Years, di mana sukarelawan perempuan dan laki-laki akan menyebutkan nama tahun dimulai dari satu juta tahun sebelum karyanya, hingga satu juta tahun sesudahnya.

Arahmaiani, Lee Mingwei dan On Kawara sangatlah berbeda dalam caranya masing-masing, terlihat dari tema dan juga bentuk karya mereka. Namun, berlawanan dengan Yayoi Kusuma, Museum MACAN telah berhasil mengkuratori pameran ini menjadi sebuah pengalaman mediatif pribadi bagi mereka, para pengunjung, sendiri.

Penulis: Adiva Ramadhani 

    Related