New Outlander PHEV Jadi Tonggak Baru Eksistensi Mitsubishi Motors di Indonesia

marketeers article

Mitsubishi Motors Corporation (MMC) telah hadir sekitar 50 tahun di negara ini. Selama itu, beragam pencapaian telah ditorehkan pabrikan asal Jepang ini. Berbagai produknya menjadi pemimpin pasar di kelasnya masing-masing. Sepanjang itu pula MMC terus berkontribusi  bagi perkembangan otomotif nasional.

Pada tahun 2019 ini, Mitsubishi Motors mencanangkan sebuah tonggak baru dalam bisnis mereka di Indonesia. Dilakukan dengan menghadirkan produk yang ramah lingkungan, yakni Mitsubishi New Outlander (Plug-in Hybrid Electric Vehicle). Dengan menawarkan mobil ini ke pasar Indonesia merupakan langkah berani dari Mitsubishi Motors dan Mitsubishi Motor Krama Yudha Sales Indonesia (MMKS) lantaran regulasi mengenai mobil listrik belum terbit. Indonesia menjadi negara pertama di ASEAN yang dimasuki mobil ini.

“Selama di Indonesia, kami sudah melakukan berbagai inisiatif, baik secara bisnis, transfer teknologi, pengembangan SDM, ekspor, hingga ketenagakerjaan. Sekarang ini, kami siap untuk lebih berkontribusi pada upaya perbaikan lingkungan di negara ini,” kata Osamu Matsuko, Chairman of MMC, hari ini di Jakarta, (17/07/2019).

Osamu menegaskan kehadiran Mitsubishi New Outlander PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) merupakan bukti nyata kepedulian Mitsubishi Motors pada lingkungan hidup. Kendaraan bisa melaju hingga 600 km dalam kondisi baterai dan bensin penuh terisi. Selain itu, mobil ini bukan sebatas sebagai alat transportasi saja, namun bisa menjadi sumber energi di saat darurat, baik itu ketika terjadi pemadaman listrik hingga bencana alam. “Saat gempa di Hokkaido, ada satu keluarga dengan empat anggota bisa bertahan hingga 10 hari berkat New Outlander PHEV,” ungkap Matsuko.

Inisiatif Mitsubishi Motors berikutnya adalah dengan menanamkan investasi ke GOJEK. Sejauh ini, memang belum dirilis berapa nilai investasi Mitsubishi Motors. Namun, hal ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan sebuah new value dalam bisnisnya.

Osamu menambahkan, sepanjang 100 tahun terakhir industri otomotif global berada di zona nyaman. Dalam arti, roda bisnis bisa berjalan dengan lancar. Namun, dalam beberapa tahun belakangan ini terjadi perkembangan teknologi yang begitu pesat dan menjadi faktor disrupsi tidak hanya bagi industri otomotif tapi juga lainnya.

“Saat ini, semua manufaktur otomotif melakukan transformasi seiiring perubahan tren dan perkembangan teknologi, misalnya kehadiran autonomous car. Mitsubishi tidak bisa sendirian dalam mengembangkannya. Untuk itu, kami menggandeng GOJEK sebagai salah satu mitra,” tambah Matsuko.

Mitsubishi Motors masih memiliki banyak inisiatif di Indonesia. Termasuk, berinvestasi sebesar 4 juta Yen atau sekitar Rp 500 miliar untuk peningkatan kapasitas produksi. Dengan peningkatan kapasitas ini, pada tahun 2020 kemampuan produksi Mitsubishi Motors di Indonesia akan mencapai 220 ribu unit per tahun.

Selain itu, ada potensi melakukan assembly untuk New Outlander PHEV di Indonesia, dengan catatan sudah memenuhi skala ekonomi. Untuk sekarang ini, komitmen Mitsubishi Motors pada perbaikan lingkungan di Indonesia tidak akan pernah surut. “Kami sudah 50 tahun berada di Indonesia, tunggu kami hingga 50 tahun mendatang,” pungkasnya.

    Related