Nilai Tambah Manufaktur Indonesia Masuk Empat Terbesar

marketeers article
20676247 cardboard boxes on conveyor belt in factory

Sektor manufaktur menjadi salah satu sendi terkuat bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, sektor ini menjadi salah satu sumber potensial penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia yang besar di Indonesia. Data United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) menunjukan,  Indonesia menempati peringkat ke-4 dari 15 negara di dunia yang kontribusi industri manufakturnya terhadap produk domestik bruto (PDB) di atas 10%.

Berdasarkan laporan UNIDO, di negara industri, rata-rata sektor manufaktur menyetor ke PDB hanya mencapai 17%. Sementara Indonesia mampu menyumbang hingga 22%, di bawah Korea Selatan (29%), China (27%), dan Jerman (23%). Indonesia melampaui perolehan Meksiko (19%) dan Jepang (19%). Sedangkan, negara-negara dengan kontribusi sektor industrinya di bawah rata-rata 17%, antara lain India, Italia, Spanyol, Amerika Srikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris.

UNIDO mengemukakan, Indonesia termasuk dari 4 negara Asia yang memiliki nilai tambah sektor manufakturnya tertinggi di dunia.

“Jadi, kita bersama China, Jepang, dan India,” Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (27/11/2018). Nilai tambah industri nasional meningkat hingga US$34 miliar, dari tahun 2014 yang mencapai US$202,82 miliar, dan saat ini menjadi US$236,69 miliar.

Aktivitas industrialisasi secara konsisten membawa efek berantai yang positif bagi perekonomian nasional. “Selain peningkatan nilai tambah, juga memacu pada penyerapan tenaga kerja dan penerimaan negara dari ekspor. Tidak ada satu negara maju di dunia yang tanpa melalui proses industrialisasi,” tegas Airlangga.

“Kita sering mendengar deindustrialisasi itu karena kontribusi ke PDB harus di atas 30%. Kalau kita melihat data UNIDO, ekonomi negara di dunia yang di atas 30%  itu tidak ada,” ungkapnya.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related