NMW: Perawatan Kecantikan Kian Berkembang ke Organ Genital

marketeers article

Tren perawatan kulit untuk estetika dan kecantikan dewasa ini mulai berkembang dari area fisik luar (wajah) menuju area genital (organ reproduksi). Hal ini didorong oleh faktor tingkat kesadaran masyarakat mengenai fungsi kulit yang tidak saja berkaitan dengan penampilan namun juga kesehatan.

Menurut dokter spesialis kulit NMW Skincare Anggraeni Noviandini, perawatan kulit di bagian sensitif seperti area vital sudah menjadi perhatian bagi konsumen-konsumen di klinik tersebut. Pasalnya, proses penuaan tidak saja terjadi di area wajah namun juga area genital.

“Trennya berkembang dari wajah menuju perawatan holistik lalu ke areal organ intim. Biasanya, diisi oleh Segmen dari ekonomi menengah ke atas,” ujar Anggraeni saat ditemui di NMW Bintaro Jakarta Selatan, Sabtu (19/5/2019)

Menurutnya, ini soal kepuasan. Ketika merasa wajah sudah cantik akan menuju ke seluruhnya. Di lain sisi, beragam treatment ini cenderung mahal sehingga konsumennya kian mengerucut.

“Meski begitu, perawatan seperti itu pada umumnya bisa menyebabkan efek samping. Karena itulah kami memiliki ThermiVa, teknologi tanpa downtime untuk perawatan genital,” tuturnya,” lanjut Anggraeni.

Fungsi ThermiVa adalah untuk peremajaan di daerah tersebut tanpa menimbulkan efek fisik seperti bengkak dan kemerahan, yang membutuhkan waktu untuk kembali normal. Selain untuk regenerasi, teknologi ThermiVa juga bermanfaat untuk memperbaiki fungsi pintu uretal agar proses buang air kecil bisa diperbaiki.

“Pada pencapaian umur tertentu, seseorang tidak bisa menahan untuk buang air kecil karena fungsi reflek dari pintu uretalnya sudah mulai berkurang,” tambah Anggraeni.

Untuk harganya, satu kali tindakan dengan Thermiva, pasien membutuhkan kocek sebesar Rp 15 juta. Namun, selama event perayaan tiga tahun NMW, klinik ini menawarkan harga spesial yakni Rp 8 juta.

“Untuk melakukan tindakan ThermiVa harus memerhatikan faktor lain seperti tidak adanya keputihan, tidak sedang dalam kondisi hamil, dan penyakit lain yang mungkin diidap oleh pasien,” pungkas Anggraeni.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related