Ponsel Sejuta Umat Nokia 3310 Dikabarkan Segera Kembali Lagi

marketeers article
JAPAN FEBRUARY 15: Launched on the 1st September 2000, the Nokia 3310 featured advanced messaging, personalisation with Xpress-on covers and screensavers, vibra feature, time management functions, voice dialling, picture messaging, predictive text input and games. It also introduced ?mobile chat? using the Nokia Friends-Talk service, which allows users to have conversations using SMS (Short Message Service). This is a globally accepted wireless service that enables the transmission of messages between mobile users and external systems such as e-mail, paging, and voice-mail. (Photo by SSPL/Getty Images)

Perusahaan ponsel Nokia di Indonesia dikenal dengan istilah sejuta umat. Pasalnya varian-varian produk mereka digunakan oleh banyak orang dengan skala masif. Salah satu paling legendaris adalah tipe Nokia 3310, yang tidak hanya di Indonesia tapi juga di seluruh dunia.

Dirilis pada tahun 2000, Nokia 3310 terjual sampai 126 juta unit hingga diskontinu pada 2005. Rekor itu menjadikannya sebagai ponsel paling laris sepanjang masa karena sampai sekarang belum ada perangkat mobile atau smartphone yang mampu menandingi angka tersebut.

Di tengah teknologi sudah sangat maju di mana pabrikan perangkat mobile berpacu menghadirkan inovasi terbaru, Nokia berpikir sebaliknya. HMD Global Oy, perusahaan manufaktur Finlandia pemilik hak brand atas nama Nokia, merencanakan merilis kembali Nokia 3310 ke pasaran. Mobile World Congress (MWC) 2017 di Barcelona pada akhir bulan dikabarkan jadi ajang merilis kembali si legendaris, seperti dilansir dari VentureBeat.

Nokia 3310 sangat disukai pada eranya karena terkenal lewat baterai awet sampai sepuluh hari, tahan banting dari ketinggian, dan tentu saja keberadaan game klasik Snake. Memang kemungkinan besar tidak akan merilis versi tahun 2000, karena Nokia dikabarkan memberikan beberapa upgrade. Sayangnya upgrade seperti apa masih belum diketahui.

Bukan itu saja, rumor harganya sudah beredar di kisaran US$60 alias sekitar Rp800.000-an menurut Telegraph. Dengan banderol tersebut tentu saja konsumen tidak akan mendapatkan sebuah perangkat dengan koneksi internet, bahkan tidak ada fitur kamera sekalipun. Yang bisa dilakukan hanyalah menelepon dan mengirim pesan via SMS.

Artinya Nokia 3310 di era modern sekarang hanya akan diposisikan sebagai perangkat pendamping smartphone alias cadangan. Mungkin bagi sebagian orang yang sudah bosan menjalani rutinitas sehari-hari lewat smartphone bisa sedikit rehat sejenak menikmati Nokia 3310. Tidak hanya segmen muda, segmen orang tua yang tidak terlalu mau adaptasi dengan teknologi smartphone pun masih bisa menggunakannya.

Perangkat klasik Nokia menurut rencana hanya satu dari empat ponsel yang akan dirilis di MWC. Tiga lainnya tentu saja varian smartphone, di mana beberapa waktu lalu Nokia sudah merilis Nokia 6 untuk pasar Tiongkok. Selain upgrade versi global 6, dua perangkat lain adalah tipe 5 dan 3. Keduanya diprediksi adalah versi lebih terjangkau dari 6 dengan spesifikasi sedikit downgrade.

Lalu mana flagship yang selama ini selalu didengung-dengungkan? Memang kabar perilisan empat perangkat Nokia tersebut belum terkonfirmasi sepenuhnya. Karena bisa saja Nokia langsung mengeluarkan amunisi penuh untuk berkompetisi dengan Apple, Samsung, dan pabrikan smartphone lain.

    Related