Nuansa Horizontal dan Millenials Dalam Seri Terbaru Spider-Man

marketeers article

Aksi Spider-Man dalam film terbarunya Spider-Man: Homecoming sudah bisa disaksikan Indonesia. Dalam waralaba terbarunya, film ini menawarkan sesuatu yang baru, bahkan terbilang segar. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada pembaca yang belum menontonnya, film ini memang menghilangkan beberapa porsi yang biasa ada dalam film Spider-Man. Namun, hal itu justru membuat film ini terasa menyegarkan.

Tokoh Peter Parker yang kali ini diperankan oleh aktor Tom Holland juga menawarkan watak Spider-Man yang sesungguhnya, lincah, ceria, dan cerewet. Rumah produksi Columbia Pictures dan Marvel Studios nampaknya ingin membawa karakter Spider-Man ini kepada kaidah yang sebenarnya sebagai anak SMA.

Peter Parker digambarkan layaknya anak SMA kutu buku pada umumnya, pintar dalam pelajaran sains, bermain Lego, ikut lomba cerdas cermat, hingga digoda oleh rekan-rekannya. Tokoh pendukung dalam film ini juga memiliki porsi sebagaimana mestinya anak SMA. Dalam film ini Spider-Man diciptakan seolah-olah ia adalah teman kita sendiri. Amat horizontal bagi para penontonnya.

Sisi horizontal juga terlihat dalam pemilihan pemain dan juga peran yang dibagikan. Beberapa karakter dalam film atau komik Spider-Man yang biasanya diperankan oleh tokoh kulit putih, kini justru diperankan oleh aktor dan aktris dari beragam suku. Bahkan dalam satu adegan kita bisa melihat dengan jelas beberapa teman satu sekolah Peter Parker menggunakan hijab.

Nampaknya rumah produksi dari film ini tidak mau terbawa dengan diskusi yang biasa terjadi dalam industri perfilman Hollywood, yakni masalah isu rasial dalam pemilihan peran.

Dalam film ini juga Spider-Man terasa amat millenial. Hal ini bisa dilihat ketika Spider-Man membuka filmnya dengan rangkaian vlog yang ia lakukan ketika bertugas bersama Iron Man dalam seri Captain America: Civil War. Tentunya penambahan unsur vlog membawa nuansa baru dalam deretan film-film karakter Marvel.

Sasaran Empuk Pemilih Brand

Sony Pictures sebagai pemegang lisensi Spider-Man tentunya bertanggung jawab penuh dengan konten promosi serta distribusi film ini. Film dengan biaya produksi mencapai US$ 175 juta ini melakukan serangkaian promosi film yang bisa dibilang cukup mengagumkan.

Pada malam final NBA Playoff beberapa bulan lalu, film ini merilis materi promosi eksklusif yang bertemakan malam final NBA. Dalam materi promosinya nama besar, seperti Tim Duncan, Magic Johnson, dan DJ Khaled muncul sebagai cameo tambahan dalam materi iklan.

Pabrikan otomotif Audi juga tidak mau ketinggalan dalam mempromosikan produk terbarunya melalui euforia film Spider-Man: Homecoming. Audi memperkenal teknologi Artificial Intelligent yang dibenamkan dalam mobilnya, serta pengenalan seri terbaru Audi A8. Dalam materi iklan tersebut karakter Peter Parker dikisahkan sedang berusaha mengikuti test mengendarai.

 

Selain Audi, produsen komputer dan laptop, Dell juga turut berpartisipasi dalam materi pemasaran film Spider-Man. Playstation melalui akun YouTube-nya memposting film singkat tentang perjalanan Peter Parker ketika bertugas bersama Iron Man dalam Captain America: Civil War. Selain itu, juga diluncurkan konten permainan melalui teknologi Virtual Reality (VR) bertemakan Spider-Man.

Di Indonesia juga tidak ketinggalan dengan demam Spider-Man. Pizza Hut meluncurkan paket khusus bertemakan Spider-Man, kardus yang bisa disajikan bergambarkan wajah Spider-Man. Mizone, meluncurkan botol minuman dengan kemasan Spider-Man.

Produsen es krim, Campina juga tidak mau ketinggalan dengan meluncurkan varian es krim bertemakan Spider-Man. Campina Spider-Man memadukan tiga varian rasa dalam satu es krim, vanilla, strawberry, dan cotton candy. Es krim ini memiliki tiga desain kemasan yang berbeda.

Tentunya film ini tidak hanya dinanti oleh para penggemar karakter Spider-Man. Bagi para pemilik brand, Spider-Man adalah momentum khusus yang tidak bisa ditinggalkan untuk mempromosikan produk dan jasa yang disediakan.

Anda sudah menontonnya?

Editor: Sigit Kurniawan

 

Related