Nyenyak atau Tidak? Ini Laporan Tidur Orang Indonesia

marketeers article

Tidur merupakan salah satu kegiatan penting dalam kehidupan sehari-hari dan berpengaruh dalam kesehatan secara umum. Terlebih lagi menjelang Ramadan, tidur berkualitas sangat penting untuk menjaga performa aktivitas harian.

Bekerja sama dengan aplikasi sleep tracking ternama Sleep Cycle, Meliá Hotels & Resorts merilis Sleep Report Indonesia 2018 yang menunjukkan statistik pola tidur masyarakat di Indonesia.

Didukung oleh tips dari ahli tidur Dr. Nerina Ramlakhan PhD, perusahaan hotel asal Spanyol ini bertekad memberikan kualitas tidur yang optimal kepada seluruh tamu sebagai bagian dari gaya hidup yang seimbang.

Ruben Casas, Senior Director Business Development Meliá Hotels International Asia Pacific menjelaskan, “Kami ingin memanfaatkan kesempatan kolaborasi dengan Sleep Cycle untuk meraih wawasan dan membantu para tamu untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik,” jelas Ruben.

Kualitas Tidur Indonesia

Sleep Report Indonesia 2018 dihasilkan dari data yang diekstrasi dari 975,742 pengguna aplikasi Sleep Cycle selama lebih dari 81.298.155 malam sepanjang tahun 2017,.

Hasilnya, mayoritas masyarakat Indonesia memiliki kualitas tidur nyenyak yang rendah, dengan umur 18-34 tahun memiliki kualitas tidur terbaik (55.8 m.p.h.). Sedangkan mereka yang berusia lebih lanjut memiliki kualitas tidur yang lebih buruk (67.3 m.p.h.).

Ditemukan juga bahwa perempuan Indonesia memiliki kualitas tidur yang secara signifikan lebih baik (52.8 m.p.h.) dibandingkan dengan kaum pria (63.6 m.p.h.).

Indonesia juga memliki waktu tidur yang bervariasi. Masyarakat Denpasar rata-rata beristirahat pada pukul 23.40. Sedangkan orang Jakarta tidak beristirahat hingga pukul 00.09.

Terdapat pula variasi yang serupa pada perbedaan gender. Kaum perempuan rata-rata beristirahat pada pukul 23.51, sedangkan kaum pria baru beristirahat pada pukul 00.00.

Dr Nerina Ramlakhan, Ahli Tidur dari Meliá Hotels & Resorts mengungkapkan bahwa kualitas tidur tidak hanya memberikan penyembuhan fisik, namun juga dapat membantu peremajaan secara mental, emosional, dan psikologis.

“Saat kita mendapatkan kualitas tidur yang baik, inspirasi, semangat, dan rasa bahagia dalam hidup akan muncul kembali. Hal ini akan berdampak pada seluruh aspek, sehingga kita harus menghargai waktu tidur kita.” ujarnya.

Terutama lagi, memasuki bulan puasa ini tentunya tubuh mendapatkan asupan gizi dan cairan yang lebih sedikit dibandingkan biasanya, sehingga tidur berkualitas menjadi semakin penting untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Agar mendapatkan tidur yang baik dalam waktu yang terbatas, beliau membagikan beberapa tips seperti seperti membuat ‘sleep sanctuary’, melakukan meditasi, dan pentingnya sahur atau sarapan yang seimbang.

Editor: Sigit Kurniawan

Related