Optimistis ASEAN Jadi Pusat Ekonomi Dunia

marketeers article
33814327 asean flag

Komunitas bangsa-bangsa di Asia Tenggara atau ASEAN sudah berlangsung 50 tahun pada tahun ini. Pada peringatan ulang tahun tersebut, Selasa (11/8/2017), Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerjasama dan semangat persaudaraan di antara negara-negara ASEAN.

“Sejak berdiri, ASEAN selalu bersama, bergandengan tangan dalam semangat persaudaraan. Bersama untuk menciptakan ekosistem perdamaian, kokoh menjaga stabilitas, serta bergerak terus mewujudkan kesejahteraan bersama. Ini yang membuat ASEAN berbeda dan istimewa dengan apa yang terjadi di kawasan lain di dunia,” kata Presiden Joko Widodo.

Jokowi membandingkan pencapaian ASEAN di Asia Tenggara dengan kawasan lain. Menurutnya, di saat wilayah lain dilanda konflik dan perang, ASEAN justru mampu mempertahankan stabilitas kawasan.

Selain stabilitas, kemajuan ekonomi yang dicapai oleh ASEAN layak digarisbawahi. Menurut publikasi yang dirilis oleh kantor ASEAN berjudul “Celebrating ASEAN: 50 Years of Evolution and Progress. A Statistical Publication”, ASEAN mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

ASEAN mewakili 6,2% GDP dunia pada tahun 2016, nyaris dua kali bila dibandingkan pada tahun 3,2% pada tahun 1967. Pada tahun 2016, GDP bersama ASEAN sejak dimulai ekonomi tunggal menempati peringkat enam terbesar di dunia dan peringkat ketiga di Asia dengan nilai US$ 2,55 triliun atau lebih dari empat kali bila dibandingkan pada tahun 1999.

Pertumbuhan GDP ini boleh dibilang mengalami evolusi dengan tren-tren yang menyertai di setiap periode. Pada periode tahun 1996 hingga 2001, GDP per kapita ASEAN mengalami fluktuasi yang mana ini ditandai dengan krisis keuangan di Asia. Pada periode berikutnya, GDP ASEAN per kapita mengalami pertumbuhan kuat pada periode tahun 2002 hingga 2014 dan hanya mengalami penurunan kecil pada tahun 2009 karena ada krisis keuangan global. Pada tahun 2015, nilainya US$ 3,870 dan meningkat menjadi US$ 4,021 pada tahun 2016. Angka-angka tersebut paling tidak menandakan kawasan ASEAN juga makin maju secara ekonomi.

Pada pidatonya, Jokowi menambahkan, organisasi multilateral ini semakin bertekad untuk menjadi pusat ekonomi dunia. Jokowi optimistis, pada tahun 2030 nanti, ASEAN bakal menjadi pasar terbesar ke-empat di dunia, setelah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan China. Di tengah kawasan lain pesimistis dengan integrasi ekonomi, ASEAN justru makin maju dalam membangun integrasi ekonomi.

Tentunya, kemajuan ekonomi ASEAN ini tidak serta disertai dengan aneka potensi masalah sosial yang lain, seperti ancaman terorisme, kejahatan lintas batas, peredaran dan perdagangan obat-obat terlarang, dan sebagainya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal ASEAN Le Lurong Minh mengatakan ASEAN telah berkontribusi besar dalam pembangunan, menjaga stabilitas, dan kesejahteraan bersama.

“Organisasi ini telah menjadi model kerjasama multilateral dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, dan keamanan yang mumpuni di mata dunia. Pencapaian itu kita raih dengan dialog, diplomasi, dan keterbukaan yang bertanggung jawab,” tandas Le Lurong Minh.

*Tulisan ini merupakan bagian dari serial Road to The 3rd ASEAN Marketing Summit bertajuk “ASEAN & INDONESIA: Opportunities from the East” yang akan digelar pada Kamis, 7 September 2017 di The Raffles Jakarta, Indonesia. Info selengkapnya: www.aseanmarketingsummit.com

    Related