Paramount Land, dari Properti ke Budidaya Ikan

marketeers article
Menjaga stabilitas pendapatan di masa mendatang harus disiasati oleh pelaku usaha sejak dini. Salah satu potensi yang bisa dioptimalkan adalah dengan memacu pendapatan berkelanjutan  atau recurring income. Pendapatan jenis ini bahkan bisa didapat dari usaha di luar bisnis inti.
 
Seperti yang dilakukan oleh PT Paramount Land yang memilih melakukan diversifikasi usaha di bidang budi daya perikanan laut (fisheries). Sejak tujuh tahun lalu, perusahaan membudidayakan ikan laut di Kepulauan Riau. Ikan laut Kakap Putih menjadi biota yang dikembangbiakkan perusahaan ini.
 
Presiden Direktur Paramount Land Ervan Adi Nugroho memaparkan alasan perusahaan propertinya terjun di bidang perikanan. Pertama, konsumsi iklan nasional dari tahun ke tahun meninggi karena alasan kesehatan. Kedua, penangkapan ikan cukup masif, tak sebanding dengan perkembangbiakannya.
 
“Sehingga, mau tidak mau, harus budidaya ikan. Kalau budidaya ikan di darat, atau di kolam-kolam, itu sudah banyak. Tapi, di laut itu, relatif lebih sedikit yang melakukannya,” papar Evran kepada Marketeers di Jakarta, Selasa (7/10/2015).
 
Dia menekankan, perusahaannya mesti memiliki lini usaha yang terdiversifikasi. Dengan demikian, risiko usaha semakin tersebar. Evran yakin, prospek budidaya ikan menjanjikan di masa depan.
 
“Poinnya, kami tidak mau taruh telur di satu keranjang. Kalau keranjang itu jatuh, pecah semua telur. Selain bisnis properti, kami memperkuat bisnis lain. Saat siklus properti turun, ada bisnis lain yang menopang, ujarnya.
 
Paramount mengincar pasar domestik dan ekspor untuk budidaya ikannya itu. Saat ini, pihaknya telah menghasilkan sekitar 200 ton ikan per tahun. Ambisinya bisa menyentuh level 2.000 ton per tahun. Paramount bakal melakukan hal serupa di Bali yang kini dalam tahap konstruksi.
 
“Kontribusi budidaya ikan masih di bawah 10% dari recurring income kami. Masih sangat kecil. Kontribusi terbesar masih pada produk properti,” terangnya.
 
Adapun recurring income sektor properti, seperti mal, hotel, ruko, dan kantor menjadi penyokong roda bisnis Paramount Land. Sampai saat ini Paramount mengelola hotel bintang 2 dengan nama Ara, bintang 3 Fame dan bintang 4 Atria yang tersebar di Gading Serpong, Magelang, dan Malang. Seluruhnya merupakan anak usaha milik Paramount Land.
 
“Kami sedang membangun mixed-use di Jimbaran Bali, di lahan seluas 3,5 hektare. Di sana, akan kami bangun hotel bintang lima. Kemungkinan akan bekerja sama dengan perusahaan manajemen perhotelan internasional,” tuturnya.
 
Dari target marketing sales sebesar Rp 3 triliun tahun ini, 15%-nya disokong dari recurring income. Pendapatan berulang ini naik dari torehan tahun lalu yang sebesar 11%.
 
Editor: Sigit Kurniawan 

Related