Peduli Vokasi, Polman Astra Telah Luluskan 3.119 Ahli Madya

marketeers article

Setelah memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) terjadi aliran modal, gagasan, hingga tenaga kerja yang tidak bisa kita bendung. Untuk modal dan gagasan bisa dikatakan negara ini punya sumber yang tidak kalah dengan negara lain. Namun, terkait dengan tenaga kerja, tampaknya menjadi sektor yang sepertinya harus segera mendapat penanganan. Dengan kata lain, harus ada upaya signifikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sini.

Sayangnya, sejak puluhan tahun lalu, kebijakan pendidikan negara ini tidak menempatkan vokasi sebagai fokus utama. Sebaliknya, pendidikan vokasi cenderung menjadi pelengkap saja. Lihat saja, perbandingan antara jumlah Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan yang sangat jauh bedanya.

Kondisi ini secara langsung juga membentuk pandangan masyarakat soal pendidikan. Terlihat, dari mayoritas orang tua di Indonesia yang mengarahkan anak-anaknya untuk bersekolah di SMU dan lanjut ke perguruan tinggi, meraih gelar setinggi mungkin. Bukan diarahkan ke SMK agar memiliki keahlian. Fakta lain yang terjadi, mereka yang sekolah di SMK itu datang dari kelompok masyarakat kelas menengah bawah.

Tidak heran bila, Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan terus mengajak berbagai pihak untuk mengembangkan pendidikan vokasi. Mengapa? Karena dengan pendidikan vokasi yang merata atau jumlah tenaga kerja berkeahlian terapan menjadi modal suatu bangsa untuk menjadi negara maju. Dan, meningkatkan daya saing negara tersebut. Di sisi lain, juga bisa menopang dan menyelematkan perekonomian negara bila terjadi krisis ekonomi.

Tapi, untuk menggembangkan pendidikan vokasi pun tidaklah mudah. Ada banyak sumber daya yang harus diinvestasikan. Di saat bersamaan, harus ada upaya untuk mengubah cara pandang masyarakat, terutama di kalangan orang tua,  tentang pendidikan vokasi.

“Memang, untuk mengembangkan pendidikan tidak bisa mengandalkan pemerintah saja. Untuk membentuk SDM yang berkeahlian memerlukan investasi besar. Di sisi lain, secara bisnis juga kurang prospektif karena peminatnya dari masyarakat ekonomi kelas menengah bawah. Untuk itulah sudah sejak lama, Grup Astra memiliki program corporate social responsibility (CSR) dalam pendidikan vokasi,” kata Tony Harley Silalahi, Direktur Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) di Jakarta (24/10/2017).

Dilihat dari sejarahnya, Polman Astra berdiri tahun 1995. Awalnya, bernama Akademik Teknik Federal di bawah Federal Motor yang lalu berganti nama menjadi Astra Honda Motor. Baru pada tahun 2001 berganti nama menjadi Polman Astra dan berada di bawah Yayasan Astra Bina Ilmu.

Polman Astra merupakan politeknik terbaik di wilayah Kopertis DKI Jakarta tahun 2016. Sekarang ini, ada 7 program studi di Polman Astra dan mengasilkan lulusan setara Diploma III. Misi dari Polman Astra adalah menghasilkan lulusan D3 yang siap pakai dalam bidang otomotif dan sumber daya alam yang memiliki mental disiplin dan selalu ingin belajar, sehingga siap menghadapi tuntutan pasar global.

Setiap tahun, rata-rata Polman Astra menerima aplikasi hingga 4.500 orang. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 200-an orang yang diterima. Dari sejak berdiri hingga saat ini, jumlah alumni Polman Astra mencapai 3.119 ahli madya. Lulusan tersebut berasal dari 24 provinsi di seluruh Indonesia.

Beasiswa

Seperti sudah tersebut sebelumnya, para peminat pendirikan vokasi datang dari kelompok ekonomi kurang mampu, sehingga keberadaan beasiswa sangat membantu para siswa. Terkait hal ini, Astra pun memberikan beasiswa ke para siswa kurang mampu dan berprestasi. “Sekitar 35% siswa mendapat beasiswa dari Astra. Beasiswa ini menanggung semua biaya pendidikan, ditambah uang saku Rp 800 ribu per bulan. Tapi, beasiswa tidak hanya dari Astra, anak-anak usaha Astra pun banyak yang menyediakan beasiswa. Jadi, total bisa 80% siswa yang memiliki beasiswa,” tambah Tony.

Tidak hanya memberikan beasiswa, Grup Astra pun membuka kesempatan bagi para alumni Polman Astra untuk bekerja di grup ini. Penyerapan lulusan Polman Astra oleh Grup Astra dalam 5 tahun terakhir rata-rata 60,91%. Selebihnya diserap oleh industri di luar Grup Astra ataupun ada yang melanjutkan studi ke jenjang Strata 1.

“Walaupun mendapat beasiswa dari Grup Astra, kami tetap membebaskan para alumni untuk mencari tempat kerja,” kata Tony. Polman Astra pada 31 Oktober 2017 akan menyelenggarakan wisuda ke XVIII atas kelulusan 197 ahli madya yang berasal dari 14 provinsi di seluruh Indonesia. Dari 197 mahasiswa yang akan diwisuda tersebut, terdapat 64 mahasiswa penerima beasiswa prestasi Astra.

    Related