Survei: 55% Pemasar Bingung Maksimalkan Digital Marketing

marketeers article
41873901 digital marketing branding strategy online media concept

Lanskap dunia pemasaran atau marketing dulu dan sekarang jelas berbeda. Tanyakan saja kepada para pemasar atau marketeer. Semenjak kehadiran internet semuanya terlihat berbeda. Tidak hanya billboard dan iklan televisi, dunia maya juga harus dirambah karena konsumen sekarang tidak bisa lepas dari sana. Inilah yang disebut era digital marketing.

“Dulu tugas marketing itu gampang. Dikasih budget, habiskan di billboard, iklan, dan segala macam setelah itu ya sudah, dianggap achieved. Sekarang dengan digital marketing tidak bisa karena parameter sukses atau tidak sebuah kampanye ada pengukurnya dan jumlahnya banyak,” ujar Corporate Marketing Director PT Samsung Electronics Indonesia Jo Semidang di gelaran CMO’s view on Marketing in Indonesia in 2017 di Jakarta pada Rabu (8/2) 2017.

Dalam acara yang digelar oleh GetCraft tersebut, walau digital marketing mulai booming beberapa tahun terakhir, nyatanya tidak semua marketeer paham. Bahkan sebagian besar masih gamang bagaimana memaksimalkan strategi ini. Menurut GetCraft sendiri berdasarkan riset mereka, sekitar 55% marketeer di Indonesia masih belum tahu bagaimana cara memaksimalkan digital marketing.

Apalagi di dunia digital semisal media sosial, banyak brand menggunakannya bukan untuk kepentingan menjual. Tapi lebih kepada bagaimana membangun engagement dengan konsumen, termasuk meningkatkan awareness.

Menurut Jo, digital marketing yang cukup complicated ini memang soal membangun kanal media sosial sampai website. Tapi tidak melulu soal traffic. “Tidak hanya soal berapa banyak Likes, tapi so what setelah itu. Jangan hanya statistik,” sambung Jo.

Samsung di Indonesia tentu saja banyak memanfaatkan parameter penghitungan. Tapi paling penting adalah bagaimana kampanye digital marketing bisa membangun awareness sampai ultimate goal-nya adalah kembali lagi penjualan. Samsung sedari dulu memang memaksimalkan kanal digital marketing bersamaan dengan ranah offline.

Konversi dan Advokasi

Jo mengatakan biasanya sebelum Samsung merilis produk terbaru jauh sudah ditunjukan teaser bentuk produk dimaksud. Tujuannya adalah membuat buzz dan membuat publik bertanya. Setelah itu tahap demi tahap produk diperkenalkan. Dari sini bisa dilihat melalui kanal digital, seberapa banyak orang membicarakan produk tersebut di berbagai media online maupun sosial media.

Setelah melihat antusiasme publik, barulah Samsung membuka kanal untuk penjualan lewat platform online seperti e-commerce. Yang dilihat dari hasil kampanye digital tersebut adalah konversi berapa banyak orang yang membicarakan produk sampai akhirnya memutuskan melakukan transaksi.

“Dari mereka yang membicarakan sampai konversi untuk membeli bisa terlihat dari jumlah klik di kolom transaksi. Dari situ terlihat kan seberapa efektif sebenarnya sebuah kampanye digital marketing. Di kami konversi sebesar 5% saja sudah bagus, kadang bisa lebih kalau memang produknya ditunggu,” ungkap Jo.

Selain itu kampanye juga harus mampu melahirkan opini kepada publik. Parameternya adalah ketika mereka ditanya produk elektronik mana yang akan dibeli, jika jawabannya Samsung maka kampanye berhasil.

Walau begitu, Jo tetap memegang pakem bahwa marketing sophisticated tidak akan berpengaruh banyak jika produk tidak berkualitas. Ia yakin selama ini Samsung memiliki pangsa besar di pasar elektronik Tanah Air termasuk smartphone karena andil produk inovatif dan memang dicari oleh konsumen.

Untuk membuktikan seberapa bagus produk juga bisa di-generate dari dunia digital. Berdasarkan riset sebuat agensi pemasaran IPG Mediabrands, membangun trust tersebut bisa dihasilkan dari seberapa besar dan baik seseorang mengadvokasi produk. Kampanye marketing di online dan offline memang penting tapi nyatanya rekomendasi seseorang lebih dipercaya daripada iklan.

“Seseorang lebih percaya komentar pengguna produk terkait sampai tiga kali lipat daripada yang dikatakan oleh kampanye marketing,” ujar Technical Advisor IPG Mediabrands Indonesia Pradeep Harikrishnan.

    Related