Pemerintah: Target Tahun Depan, Ada Lima Unicorn dari Indonesia

marketeers article
36638346 modern notebook computer with future technology media symbols

Kesenjangan ekonomi tidak boleh dibiarkan. Salah satu cara mengikisnya adalah dengan memanfaatkan ekonomi digital. Hal ini disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dalamAjang Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018.

“Dalam 23 tahun yang lalu mengapa gini ratio memburuk 1% dari populasi, sekarang mendominasi 50% kekayaan global 3% 3 tahun  yang lalu 1% mendominasi 47 dari gini ratio. Semakin kita percaya bahwa ekonomi digital akan mampu menutup kesenjangan ini yang blm terlalu tertutup,” ungkap Rudiantara dalam World Bank Digital Economy Roundtable: Digital Economy for All di Sigaraja I, BNDCC, Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018) seperti dikutip dari Kementerian Kominfo.

Upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mendorong digitalisasi sebagai solusi untuk pemerintaan akses, diungkap oleh Rudiantara dengan lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

“Peranan Kementerian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai fasilitator. Salah satu indikatornya adalah munculnya unicorn. Indonesia saat ini memiliki empat unicorn dari tujuh unicorn yang ada di ASEAN,” ujarnya.

Rudiantara menegaskan peran pemerintah Indonesia tidak lagi menjadi regulator dalam mendorong ekonomi digital. “Apa yang harus dilakukan oleh Kementerian Komunikasi Indonesia bukan, kami tidak lagi menjadi regulator hanya sedikit sekali tetapi menjadi fasilitator dan akselerator untuk ribuan start up Indonesia,” tandasnya.

Menurut Rudiantara sebagai fasilitator untuk pengembangan ekonomi digital, Pemerintah Indonesia melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan akselerasi pertumbuhan start up digital.

“Kami memiliki ribuan startup yang telah melalui proses inkubasi dan akselerasi. Target kami di tahun depan, setidaknya kami sudah memiliki lima unicorn. Jadi itulah mengapa pemerintah bertindak sebagai match-maker, bukan hanya pemerintah, tetapi juga dengan ekosistem dengan orang-orang di dalamnya, misalnya bersama dengan pendiri unicorn itu sendiri,” paparnya.

Tak hanya itu, Pemerintah Indonesia juga melakukan akselerasi pendanaan start up dengan mempertemukan start up potensial dengan pemodal ventura dari seluruh dunia.  “Kami selalu bekerjasama untuk menciptakan unicorn-unicorn berikutnya. Pemerintah berperan sebagai matchmaker antara startup yang telah dikurasi di Indonesia dengan investor-investor global,” tambahnya.

Semua yang upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia itu, menurut Rudiantara dapat menjadi referensi dukungan kebijakan pemerintah untuk peningkatan manfaat ekonomi digital bagi pertumbuhan ekonomi setiap negara di dunia

“Saya berpikir bahwa pemerintah harus mengubah mindset-nya. Saya tidak mengatakan indonesia sempurna atau Indonesia merupakan contoh terbaik. Namun setidaknya ini adalah sesuatu yang bisa kita bagikan kepada pihak lain. Empat unicorn start up negeri kita (Indonesia) adalah start up yang sangat luar biasa. Saya tidak mengatakan bahwa Indonesia sangat sempurna atau contoh yang sempuna tetapi mungkin ini bisa menjadi satu pengalaman dari kami yang bisa diadopsi,” ujar Rudiantara

Optimasi teknologi digital menjadi bahasan penting ekonom dan pelaku bisnis internasional karena menjadi faktor kunci pendorong pertumbuhan ekonomi digital inklusif global. Bahkan perkembangan ekonomi digital menjadi bagian dari akselerasi akses kesempatan kerja secara lebih merata. Hal itu  didukung data dari PwC yang menyatakanpeningkatan 10% dalam skor digitalisasi suatu negara dapat mendorong pertumbuhan 0,75% PDB per kapita dan penurunan 1,02% tingkat pengangguran.

Related