Pendidikan Vokasi Link and Match Hadir di Kawasan Sulawesi

marketeers article
engineering working on computer tablet against beautiful oil refinery background

Program pendidikan vokasi link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan industri diperluas ke kawasan Sulawesi. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi bonus demografi Indonesia selama 10 tahun ke depan.

“Di era persaingan global sekarang ini, peningkatan kualitas dan daya saing SDM merupakan kunci untuk bisa memenangkan kompetisi terutama pada era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto saat peluncuran program tersebut di PT Kawasan Industri Makassar (KIMA), Sulawesi Selatan, Rabu (16/01/2019).

Pada tahap ketujuh ini, Kemenperin melibatkan 40 perusahaan industri dan 109 SMK, dengan jumlah kesepakatan kerja sama yang ditandatangani sebanyak 188 perjanjian karena satu SMK dapat dibina lebih dari satu perusahaan industri, sesuai program keahlian di SMK tersebut.

“Sehingga total sejak diluncurkan pada tahun 2017, kami telah menggandeng 648 industri dan 1.862 SMK dengan 3.289 perjanjian kerja sama yang ditandatangani,” ungkap Menperin. Hingga tahun 2019 nanti, program ini ditargetkan dapat menggaet sebanyak 2.685 SMK dan 750 perusahaan.

“Jadi, kami telah meluncurkan program pendidikan vokasi industri ini dari wilayah Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi,” imbuhnya. Upaya ini sejalan dengan fokus pemerintahan Presiden Joko Widodo, setelah pembangunan infrastruktur adalah peningkatan kompetensi SDM melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan vokasi secara lebih masif.

“Peningkatan kompetensi SDM menjadi salah satu program prioritas pemerintah karena dapat memacu produktivtas dan daya saing sektor industri nasional. Hal ini sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0,” paparnya.

Apalagi, lanjut Airlangga, Indonesia sedang menikmati bonus demografi sampai 10 tahun ke depan, dengan mayoritas penduduk berada pada usia produktif. “Mereka ini harus menjadi aktor-aktor pembangunan atau agen perubahan, sehingga jangan sampai menjadi pengangguran yang justru akan membawa dampak sosial yang besar,” tegasnya.

Dalam laporannya, Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan, sebagai bentuk dukungan perusahaan industri terhadap program pembinaan dan pengembangan SMK yang link and match dengan industri, juga dilakukan hibah mesin dan peralatan untuk mendukung praktik di SMK dari 12 perusahaan industri kepada 69 SMK.

Di samping itu, beberapa SMK juga menerima bantuan pemerintah untuk program revitalisasi infrastruktur dan peralatan pada tahun 2019, antara lain untuk wilayah Sulawesi Selatan adalah SMK Negeri 2 Pinrang, SMK Negeri 2 Palopo, SMK Negeri 4 Makassar, SMK Negeri 5 Makassar dan SMK Muhammadiyah 2 Bontoala. Kemudian, SMK Negeri 2 Limboto Prov. Gorontalo serta SMK Negeri 3 Palu Prov. Sulawesi Tengah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menanggapi, “SMK butuh uluran tangan dari industri. Dengan dorongan dari Menperin, industri tergerak untuk kerja sama dengan SMK. Jadi, kita harus saling mendukung demi kemajuan bangsa.”

Muhadjir berharap, adanya pendidikan dan pelatihan vokasi industri sektor kemaritiman di Sulawesi Selatan. “Selain kakao, pusat maritim Indonesia ada di Sulsel. Apalagi, sektor kemaritiman jadi andalan dalam pembangunan nasional saat ini. Kemendikbud telah menetapkan Sulsel jadi pusat pelatihan guru bidang maritim. Mari kita membangun Indonesia yang lebih maju,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sulawesi Selatan menyambut baik dengan peluncuran pendidikan vokasi yang diinisiasi oleh Kemenperin melalui konsep link and match antara SMK dengan industri. “Kami memang telah mengusulkan kepada pemerintah agar porsi pendidikan kejuruan di Sulsel diperlebar,” ungkapnya.

Menurut Andi, fokus pengembangan SMK harus disesuaikan dengan potensi di wilayah tersebut. Misalnya, Sulsel memiliki salah satu keunggulannya di sektor pengolahan kakao. “Selain dirasa perlu ada SMK khusus kakao di Sulsel, juga dibutuhkan fasilitas pendukung seperti laboratorium uji dan sertifikasi dari pembibitan hingga hilirisasi sehingga memacu siswa-siswi di SMK bisa terus berkarya,” imbuhnya.

Related