Pentingnya Servis dan Distribusi Bagi Manulife Aset Manajemen

marketeers article

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) berhasil melewati tahun 2017 dengan baik. Selain meraih penghargaan Best of The Best Awards 2018 dari Asia Asset Management, MAMI juga berhasil meningkatkan dana kelolaan mereka dengan pesat.

Dari jumlah investor reksa dana di Indonesia yang mencapai 600.000, MAMI mengklaim 30%-nya atau sekitar 197.229 orang menjadi investor MAMI. Dana kelolaan mereka hingga akhir Desember 2017 pun mencapai Rp 65,7 triliun, atau tumbuh 28%.

“Ada perubahan strategi sejak tahun 2013. Saat ini MAMI tidak hanya menerbitkan produk saja, tapi juga memberikan service agar masyarakat semakin engage,” kata Legowo Kusumonegoro, President Director MAMI.

Bahkan, MAMI mengklaim memiliki produk yang lengkap agar tujuan investasi investor bisa tercapai. MAMI menghadirkan berbagai produk dengan tujuan tertentu, seperti tanggung jawab terhadap lingkungan, dukungan kepada pemerintah, hingga sisi religi, dalam bentuk produk syariah.

“Reksa dana Manulife Syariah Sukuk Indonesia misalnya. Kami menyesuaikan produk sesuai dengan kebutuhan investor bahwa investasi bisa dilakukan tanpa menunggu uang besar. Minimum pembelian hanya Rp 10.000,” kata Heryadi Indrakusuma, Director & Chief Solution and Marketing Officer MAMI. Saat ini MAMI memiliki 24 produk reksa dana dengan 70 portofolio.

Untuk berinteraksi dengan konsumen, MAMI menghadirkan media sosial yang setiap harinya berisi berbagai edukasi. Bahkan, MAMI juga menghadirkan layanan investasi bernama LANI, yang bisa diakses selama 7 hari seminggu dalam jangka waktu 8 pagi hingga 10 malam. “Investor bisa bertanya bagaimana menyusun portofolio yang baik atau pengetahuan lainnya,” kata Legowo.

MAMI juga terus memperluas jalur distribusi penjualan mereka. Saat ini MAMI telah bekerja sama dengan 18 bank, dua perusahaan sekuritas, dan satu online platform sebagai agen penjual.  Mereka juga menghadirkan wealth specialist di 5 kota di Indonesia serta KlikMAMI, platform milik mereka sendiri.

Lantas bagaimana dengan 2018? Legowo pun tidak memasang target yang fenomenal pada tahun ini. Seperti kita ketahui, saat ini ada berbagai sentimen yang tengah membayangi pasar finansial. Sebut saja trade war antara Amerika dan China, Pilkada, Pilpres, hingga merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan obligasi akhir-akhir ini. “Kalau semua baik-baik saja, pertumbuhan dana kelolaan sebesar 20% sudah baik. Misi kami adalah bagaimana meyakinkan ke masyarakat tentang pentingnya berinvestasi,” kata Legowo.

Ezra Nazula, Director & Chief Investment Officer, Fixed Income MAMI menambahkan, sebenarnya investor tidak perlu khawatir dengan kondisi pasar yang ada. Pasalnya, fundamental perekonomian Indonesia masih sangat baik. Dia mengatakan, inflasi Indonesia masih terjaga di bawah 4%; cadangan devisa masih kuat; hingga selisih antara yield obligasi dan inflasi Indonesia masih lebar. “Jangan panik. Memang, volatilitas akan terjadi. Namun, kinerja emiten Indonesia pun rata-rata masih bisa tumbuh double digit. Masih sangat baik,” kata Ezra.

Related