Platform micro blogging, Twitter, merupakan salah satu platform percakapan yang paling populer saat ini. Tidak hanya di Indonesia, namun juga dunia. Di Indonesia, Twitter menjadi salah satu platform dari banyak gerakan sosial dan politik. Tercatat dalam satu tahunnya ada sebanyak 1,4 miliar percakapan melalui platform Twitter di Indonesia.
“Apa yang terjadi pada kondisi offline yang sesungguhnya juga terjadi di Twitter,” ujar Dwi Adriansah, Head of Business Development Twitter South East Asia, di Jakarta (26/10).
Dwi menambahkan bahwa yang membuat Twitter menjadi sebesar seperti sekarang ini adalah para penggunanya. Menurutnya secara sukarela tiap pengguna berkontribusi dalam percakapan yang terjadi sehingga memberikan masukan-masukan baru kepada banyak institusi baik swasta dan pemerintah. Oleh sebab itu tak jarang bila kita mengamati beberapa merek memanfaatkan Twitter sebagai salah satu platform customer service.
Dari sisi gerakan sosial banyak aktivitas sosial yang terjadi di Twitter, gerakan Cicak VS Buaya dan Koin Prita, adalah gerakan yang terjadi di Twitter dan berlanjut dalam dunia offline. Twitter juga menjadi salah satu medium bagi para politikus untuk menyapa para konstituennya. Sebagai contoh, Pilkada DKI 2012 dan pemilihan Presiden 2014 menjadi saksi bagaimana para politikus berebut simpati masyarakat melalui Twitter. Hal ini berlanjut ketika kepala daerah, anggota dewan, dan Presiden turut hadir dalam platform Twitter.
Baru-baru ini, Twitter melakukan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membangun sebuah platform bernama Twitter Kemala. Sistem ini diklaim dapat mempermudah interaksi atau mengobrol warga dengan pemerintah.
“Kami mencoba membantu pemerintah menyediakan sebuah platform. Twitter Kemala merupakan salah satu platform untuk melayani pengaduan warga. Kami harus cepat beradaptasi untuk bisa mengumpulkan beragam insight dan mengembangkan fitur tersebut dalam sebuah platform,” pungkas Dwi.
Editor: Eko Adiwaluyo