Perbaiki Neraca Perdagangan Nasional via Investasi Ceko

marketeers article
colorful waving czech flag on a czech crown money background

Meningkatkan investasi dan ekspor dapat menjadi salah satu cara memperbaiki neraca perdagangan nasional. Ceko kini menjadi salah satu negara incaran Indonesia untuk memperkuat investasi dan ekspor. Pasalnya, data Kementerian Perindustrian pada 2017 menunjukkan total transaksi perdagangan RI-Ceko terlihat mengalami peningkatan sebesar 12% (US$265,68 juta) dibanding lima tahun ke belakang.

Indonesia dan Ceko tengah menjajaki peluang kerja sama ekonomi khususnya di sektor industri. Potensi kolaborasi kedua negara ini akan dilakukan melalui upaya peningkatan investasi dan ekspor sehingga diharapkan dapat memperkuat struktur manufaktur dan memperbaiki neraca perdagangan nasional.

Selama 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai US$34,35 juta. Sementara pada 2016-2017 investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai US$499,5 ribu untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, serta mesin dan elektronik.

“Kami mengharapkan dukungan Ceko dalam upaya mempercepat negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa. Sebelumnya, Bapak Presiden Jokowi dan PM Australia telah melakukan finalisasi Indonesia-Australia CEPA,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Senin (17/09/2018).

Jika kerangka kemitraan bilateral yang komprehensif tersebut terjalin, Airlangga memprediksi ekspor produk RI akan bergerak signifikan ke Ceko. Sejumlah produk manufaktur pun berpotensi menembuh pasar Ceko, seperti  tekstil dan pakaian, alas kaki, furnitur berbasis kayu, serta pulp dan kertas,” sebutnya.

Pemerintah Indonesia juga berupaya menarik investor Ceko untuk menanamkan modal di Indonesia pada sektor industri pengolahan karet. Hal ini selangkah dengan potensi Indonesia termasuk dalam jajaran produsen crumb rubber (karet remah) terbesar di dunia. “Sementara Ceko punya industri pengolahan karet yang berdaya saing global seperti pabrik ban,” ungkapnya. Tidak hanya itu, industri farmasi pun turut dibidik.

Milan Stech, Ketua Senat Republik Ceko menanggapi beberapa peluang kerja sama industri tersebut menarik untuk dikembangkan bagi pihak Ceko. “Kami punya anggota Kadin mencapai 15.000 dari berbagai sektor usaha,” kata Stech.

Stech menyebutkan, Ceko telah memiliki beberapa sektor manufaktur unggulan di kancah global, seperti industri otomotif, pesawat terbang, dan logistik. “Kami juga sudah memproduksi kereta dengan kecepatan 200 km/jam yang berkualitas dengan harga yang terjangkau,” ujarnya.

Ceko, menurut Stech, juga memiliki industri komponen medis dan farmasi. Sedangkan terkait hidroenergi, Stch mengatakan ini merupakan peluang yang menarik. “Dan, kami punya banyak hal yang bisa ditawarkan. Ceko telah menerapkan teknologi canggih di bidang hidroenergi yang produknya sudah diekspor,” ujarnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related