Perbankan Terus Dituntut Adaptif Dengan Teknologi

marketeers article
Ilustrasi bank digital. Sumber gambar: 123rf.

Perbankan dituntut untuk lebih adaptif terhadap perkembangan era digital banking 4.0. Perubahan perilaku konsumen menuntut perbankan untuk lebih adaptif dengan teknologi digital. Karena jika tidak, maka perbankan akan bisa ditinggal nasabah.

Meski demikian, perkembangan digital banking kedepannya juga menghadirkan sejumlah tantangan terutama perlindungan nasabah dan dampak terhadap ekonomi secara luas.  Agus F Abdillah, Chief Product and Services Officer Telkomtelstra, menjelaskan perkembangan pesat era digital banking 4.0 di sektor perbankan dan finansial telah mengubah dan mendisrupsi model bisnis saat ini.

“Hampir semua di sektor finansial dan perbankan, mulai dari deposit, lending, payment system, asuransi, hingga multifinance dimasuki oleh model bisnis baru yang berbasis platform. Ini yang banyak terjadi,” ucapnya.

Menurut Agus, jika perbankan belum menggunakan ini, maka akan sangat mudah didisrupsi oleh fintech yang baru-baru. “Nah, bagaimana fintech bisa melakukan itu, antara lain dengan memperbaiki customer experience memanfaatkan teknologi IT. Teknologi seperti apa, ada tiga yang menonjol, yakni dari sisi network, cloud, dan security,” paparnya.

Sementara itu, Ravi Ivaturi, PwC Indonesia Advisor, menjelaskan banyak dari perusahaan terutama di sektor perbankan menyatakan sudah masuk dalam era digital banking 4.0. Ravi mendorong agar lebih banyak lagi pelaku industri perbankan berinvestasi dan masuk serta mengaplikasikan digital dalam bisnis.

“Sudah waktunya bagi mereka untuk memahami digital,” paparnya.

Berdasarkan PwC’s 11th Anniversary Digital IQ Survey yang dilakukan pada 2018, layanan digital banking mulai menjadi perhatian khusus. Menurut penilaian para bankir Indonesia, cabang bank konvensional, saluran seluler dan internet masih memperoleh nilai tertinggi dari responden berdasarkan pengalaman pelanggan (customer experience) masing-masing 70%, 64%, dan 56%. Setelah itu, cabang digital (digital branches) dan e-money menyusul dengan nilai masing-masing 24%.

Editor: Sigit Kurniawan

Related