Mengapa Para Ekonom Khawatir Pada Naiknya Populasi Orang Tua?

marketeers article

Populasi penuaan dunia telah mengkhawatirkan para ekonom dan pemerintah dalam beberapa dekade terakhir. Dilansir dari www.forbes.com, jumlah orang tua secara global diprediksi melebihi jumlah anak untuk pertama kali pada tahun 2047. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada pendapatan pajak penghasilan negara.

Usia pensiun meningkat di banyak negara maju, tak terkecuali di Asia. Forbes mencatat, populasi penduduk usia 65 tahun ke atas diproyeksikan meningkat sebesar 314% dalam 50 tahun ke depan.

Sementara studi terbaru menunjukkan, pensiun menyebabkan perusahaan kehilangan pengalaman dan pengetahuan yang berdampak pada produktivitas seluruh lini perekonomian. Penelitian ini menyimpulkan, pengalaman seorang yang lebih tua tidak hanya berdampak pada produktivitasnya sendiri, namun produktivitas orang-orang yang bekerja dengannya.

Pekerja yang lebih tua merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. Dilansir dari Wall Street Journal, banyak pengusaha mengaku tidak kekurangan keterampilan, namun pengalaman.

“Kami dapat melatih orang-orang untuk belajar kemampuan dasar matematika dan mekanik dalam bidang pekerjaan manufaktur, namun tidak untuk pengalaman. Sebagian pekerja di bidang manufaktur mulai pensiun, dan kami tidak hanya kehilangan pekerja, namun juga pengalaman,” terang Manajer Sumber Daya Manusia SSP Fittings Corp Jenny Stupica.

Menyadari hal ini, beberapa perusahaan seperti Mitsubishi dan BMW kini mendirikan perusahaan khusus bagi pekerja pensiun.

Di Jerman, BMW secara khusus menyesuaikan sebagian lini produksinya di Dingolfing, Bavaria Selatan agar lebih nyaman bagi pekerja yang lebih tua. Daerah yang dijuluki “Altsadt” (Kota Tua) ini memiliki ruang relaksasi bagi para pekerja pensiun, dan jalur produksi yang diperlambat hingga sepertiga kecepatan normal.

Sementara Mitsubishi Heavy Industries baru saja mendirikan perusahaan baru khusus pekerja pensiun yang disebut “MHI Executive Experts”. Perusahaan ini memberi kesempatan kepada karyawan veteran untuk terus menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka setelah pensiun. Mereka bekerja untuk berbagai proyek rekayasa, pengadaan dan konstruksi, termasuk melatih generasi berikutnya dengan mentransfer pengetahuan yang mereka miliki.

Persoalan transfer keterampilan juga menjadi alternatif solusi yang diungkapkan CFO Global Heavy Industries Masanori Koguchi. “Penting untuk mengelola para pensiunan secara efektif. Dengan kegiatan transfer keterampilan, tidak hanya dapat mempersiapkan generasi berikutnya, namun juga mempertahankan gaya hidup aktif setelah pensiun,” jelas Koguchi dalam pertemuan World Economic Forum di Davos, Switzerland.

Editor: Sigit Kurniawan

Related