Perhutani Terus Genjot Kualitas Pabrik Kayu Lapis

marketeers article
19740707 stacked plywood in factory2

Perum Perhutani sebagai induk perusahaan-perusahaan milik negara yang berkonsentrasi di sektor kehutanan terus meningkatkan kualitas. Upaya ini tidak hanya di sekto hulu, namun menjangkau sisi hili. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga memaksimalkan pendapatan dari sektor non-kayu.

Dalam hal peningkatan kualitas, Perum Perhutani memastikan dan mendorong kinerja yang berkualitas, cost yang efektif, dan kecepatan pelayanan di sisi manufaktur. Dalam hal ini, pabrik milik Perhutani harus menghasilkan kayu lapis berstandar internasional dan mendongkrak pendapatan perusahaan.

“Kami mendorong quality, cost, dan speed di industri dengan mengutamakan mutu produk dan kualitas pelayanan sehingga ada peningkatan kepuasan bagi pelanggan. Untuk itu produktivitas secara berkesinambungan harus kita tingkatkan,” kata Direktur Utama Perum Perhutani, Denaldy M. Mauna dalam siaran persnya.

Perhutani memiliki pabrik kayu lapis atau plywood di Kediri, Jawa Timur. Pabrik yang beroperasi sejak tahun 2013 tersebut menghasilkan produk plywood, blockboard, veneer, barecore, kayu gergajian dan wood pellet yang seluruhnya berbahan baku kayu sengon. Pasarnya masih di dalam negeri seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten, Sumatera, Sulawesi, serta Bali.

Kapasitas produksi pabrik sebesar 24.000 lembar plywood dari 48 ribu kayu log per tahun. Bahan baku sengon berasal dari Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri lebih kurang 57.559 m3 dan direncanakan ada tambahan bahan baku dari KPH Malang, Probolinggo dan  Blitar untuk memenuhi kapasitas industri.

Hutan Wisata

Dengan luasan hutan yang dikelola Perhutani, pemanfaatannya pun tidak hanya sebatas sebagai penghasil kayu. Lebih dari itu, ada potensi wisata yang bisa dikelola. Salah satunya, ke Hutan Wisata Banyuanget yang berlokasi di Kediri juga.

Hutan Wisata Banyuanget dikelola Perhutani KPH Kediri bersama LMDH Wiling Lestari dengan sistem bagi hasil. Rata-rata pengunjung baru limaratusan orang perbulannya. Kawasan hutan ini pada tahun 2015 menjadi ajang Internasional Durio Contest dan ditetapkan Menteri Pertanian RI, H. Amran Sulaiman sebagai kawasan hutan durian terluas di dunia dengan areal 600 Ha.

“Kami tidak saja merawat hutan tetapi memberi contoh dan mengajak pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan. Hutan wisata Banyuanget ini jadi percontohan lokasi wisata bebas sampah,” tegas Denaldy

Related