Perkuat Bisnis, Godrej Terus Incar Perusahaan Indonesia

marketeers article

Setelah enam tahun menjalankan bisnisnya di Indonesia, Godrej Indonesia bersiap mengembangkan usahanya lagi dengan mengakuisisi beberapa perusahaan lokal. Sederet perusahaan lokal yang potensial sudah dijajaki, dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan secara anorganik khususnya di kawasan Asia Tenggara.

“Kami berencana mengakuisisi beberapa perusahaan yang potensial. Tapi sayang, kami belum banyak menemukan calon penjual di Indonesia. Kami membagi beberapa daftar aset ke bankir investasi, dan beberapa dari mereka bekerja di aset yang ingin kami akuisisi,” ungkap Naveen Gupta, Presiden Direktur Godrej Indonesia.

Selain deretan aset potensial yang akan diakuisisi, Godrej Indonesia pun telah menyiapkan dana pengambilalihan aset-aset tersebut. Langkah ekspansi dengan akuisisi ini juga direncanakan bisa meningkatkan jaringan distribusi di Indonesia hingga dua kali lipat dalam 3-5 tahun mendatang.

Bisnis Godrej Group yang ada di Indonesia merupakan yang terbesar yang ada di luar India. Pada 2015-2016, Godrej secara global mencatat penjualan hingga 89.57 miliar rupee atau setara dengan Rp 17,62 triliun. Dari total angka penjualan tersebut, Godrej Indonesia memberi kontribusi hingga 16% terhadap penjualan Godrej Global.

Sekadar mengingatkan, Godrej Consumer Products mengakuisisi produk rumah tangga Indonesia, PT Megasari Makmur Group pada tahun 2010. “Diperkirakan bahwa hampir 15 juta rumah tangga di Indonesia menggunakan setidaknya satu dari merek kami, setiap hari,” kata Gupta.

Beberapa produk Godrej yang telah beredar di pasar Indonesia, antara lain Hit di insektisida rumah tangga, Stella di penyegar udara dan Mitu dalam perawatan dan tisu bayi. Tak hanya itu, perusahaan juga memiliki produk lain seperti Proclin, Klinpak, Polytex, Carrera, Cap Gajah, Biosol dan Shock.

“Kami telah menginvestasikan hampir US$ 100 juta dalam membangun fasilitas berseni tinggi di Indonesia. Baru-baru ini, kami mendirikan pabrik baru seluas 30.000 meter persegi di Gunung Putri untuk memproduksi HIT dan Mitu,” katanya.

Related