Perkuat Loyalitas Konsumen, Starbucks Gandeng Lyft

marketeers article

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian konsumen agar membeli produk yang dijual perusahaan. Salah satu caranya adalah dengan berkolaborasi. Banyak contoh yang sering kita temukan dalam kaitannya kolaborasi merek-merek untuk menghadirkan nilai tambah kepada pelanggan. Kolaborasi ini pun terjadi lintas sektor, misalnya kolaborasi perbankan dengan industri ritel dan industri telekomunikasi dengan industri food & beverage.

Langkah kolaborasi ini pun dilakukan oleh Starbucks. Starbucks mengumumkan kolaborasinya dengan Lyft, perusahaan jaringan transportasi di Amerika Serikat. Kolaborasi ini dimaksudkan untuk memberikan value bagi konsumen lama dan menarik konsumen baru. Selain itu, kolaborasi ini menjadi ajang dalam memberi penghargaan kepada pengemudi Lyft dan memberikan benefit untuk karyawan Starbucks yang disebut Starbucks Partner.

“Lyft sudah hadir di 65 kota di seluruh Amerika Serikat di mana Starbuck juga melayani masyarakat yang sama. Kami tahu kolaborasi ini akan memberikan keuntungan untuk partner kami dan pengemudi Lyft. Selain itu, Ini merupakan win-win solution. Degan program ini, tentunya akan menarik dan mempertahankan konsumen Starbucks dengan cara yang menguntungkan, misalnya dengan penukaran hadiah,” ujar Adam Brotman, Chief Digital Officer Starbuck, seperti dilansir www.businesswire.com, Kamis (23/7/2015).

Pengemudi Lyft akan bergabung dalam loyalty program  My Starbucks Rewards dengan keanggotaan gold. Lalu, pengemudi mendapat kesempatan untuk menukar poin dengan makanan dan minuman di Starbucks. Tujuan dari program ini adalah untuk meng-engage karyawan dan kedua perusahaan dengan cara baru. Selain itu, pengemudi Lyft berkesempatan mendapatkan e-Gift Starbuck dari pengguna yang menggunakan aplikasi Lyft. Hadiah ini bisa diberikan sebagai bentuk terima kasih kepada pengemudi dengan cara yang lebih personal.

“Ada dua hal yang banyak dilakukan orang-orang di pagi hari, yaitu minum kopi dan pergi bekerja.  Bekerjasama dengan Starbucks, kami ingin membuat keduanya bisa dinikmati dengan cara yang menyenangkan,” kata John Zimmer, Co-Founder dan Presiden Lyft.

Baik Starbucks dan Lyft sama-sama melihat peluang yang bisa digarap untuk menarik konsumen dengan program loyalitas ini. Lyft melihat karyawan paruh waktu yang disebut mitra Starbucks masih memiliki kesulitan untuk pergi bekerja karena mereka tidak mendapat transportasi yang sesuai jadwal mereka. Maka, melalui kerja sama yang telah terbentuk, akhir tahun ini Starbucks dan Lyft berencana menghadirkan transportasi yang nyaman dengan biaya yang terjangkau untuk mitra Starbucks.

Starbucks memiliki visi untuk memperkuat ekosistem digital, untuk itu Starbucks selalu mencari cara untuk  menemukan platform yang digunakan dalam meng-engage  konsumen. Ide kolaborasi ini cukup menarik di mana perusahaan tidak hanya menawarkan keuntungan bagi pelanggannya, tapi juga memberikan keuntungan untuk para karyawan. Sementara itu, kerja sama ini masih dilakukan Starbucks di AS. Hal ini tentunya bisa diikuti oleh Starbucks di negara lain atau perusahaan lainnya.

Di Indonesia, peluang kolaborasi dengan berbagai industri sangat terbuka lebar. Jika melihat contoh dari Starbucks yang bekerjasama dengan Lyft, perusahaan bisa menjalin kolaborasi dengan start-up transportasi di Indonesia yang sedang berlomba-lomba memperluas pasar mereka di Indonesia. 

Related