Pertamina Beberkan Rahasia di KIN ASEAN Forum 2016

marketeers article

Hingga pertengahan tahun ini, harga minyak dunia melemah cukup tajam.  Memang,  menjelang akhir tahun 2016, harga minyak sudah mulai menguat. Namun begitu, efek pelemahan yang sudah terjadi telah membuat banyak perusahaan minyak menderita kerugian.

Namun, Pertamina, justru mampu menunjukkan performa yang luar biasa. Perusahaan ini justru menjadi energy company yang paling untung di dunia. Lalu, apa kunci dari kesuksesan Pertamina, sehingga mampu melewati badai krisis yang menerpa perusahaan-perusahaan energi lainnya?

Ahmad Bambang, Chief Operating Officer Downstream & NRE PT Pertamina (Persero) dalam acara The 7th Annual Kellogg Innovation Network ASEAN Forum 2016 mengungkapkan rahasia kesuksesan Pertamina ini. Menurutnya, hal ini berkat transformasi besar yang dilakukan Pertamina. Terutama di mulai tahun 2001 setelah posisi Pertamina hanya sebagai operator saja. Sebelumnya, selain operator, Pertamina juga menjadi regulator.

Salah satu dari transformasi itu adalah menerapkan apa yang disebut dengan d’Gil! Marketing. Konsep ini pada intinya melakukan terobosan yang hampir bisa dikatakan belum pernah ada atau dilakukan oleh perusahaan energi lainnya. “Dalam konsep ini kami menekankan untuk Think like there is no box. Terus berpikir, menemukan inovasi meski gila sekalipun,” kata Ahmad Bambang atau biasa dipanggil Pak AB ini.

Ada tiga poin yang menjadi inti dari d’Gil! Marketing ini, yakni product substitution innovation yang artinya membuat inovasi produk yang bisa menjadi substitusi dari existing product. Sebagai contoh adalah Pertalite, bensi beroktan 90 yang menjadi alternatif bagi Premium yang memiliki oktan 88. Lalu, Dexlite, BrightGas 5,5 kg, dan lainnya.

“BrightGas ini berwana ungu, sehingga disebut jug Si Pinky Bright Gas. Kenapa berwarna ungu? Karena penentu dalam pembelian gas di rumah tangga adalah para perempuan. Nah, para perempuan ini menjadi target kami dan mereka rata-rata menyukai warna ungu,” jelas AB lagi.

Dua poin berikutnya adalah menciptakan produk berkualitas. Contohnya dengan membuat Pertamax Turbo, Fastron Platinum Racing, dan lainnya. Pertamax Turbo bahkan menjadi official partner dari Lamborghini.

Berikutnya adalah One Fuel Price Policy. Ini adalah terobosan besar Pertamina yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama ini, terjadi perbedaan harga bahan bakar antara daerah di Jawa dan luar Jawa, terutama di Indonesia Timur. “Dengan kebijakan satu harga ini kami ingin berbuat sesuatu untuk negara. Akan ada banyak SPBU yang dibangun di remote area,” tambahnya.

Bagaimana hasil dari transformasi ini? Seperti tersebut di atas, Pertamina menjadi perusahaan energi paling tinggi labanya di masa sulit. Selama tiga kuartal pada 2016 laba bersih Pertamina mencapai US$2,83 miliar atau naik 209% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Related