Pertumbuhan Pendapatan PT Multi Bintang Naik 8%

marketeers article

PT Multi Bintang Indonesia Tbk berhasil memperoleh peningkatan pendapatan sebesar 8% dari Rp 3.390 triliun di tahun 2017 menjadi Rp 3.650 triliun di tahun 2018. Pencapaian ini tidak lepas dari kinerja dari seluruh portofolio, terutama dari portofolio minuman non-alkohol dan juga kinerja ekspor.

“Dengan bangga kami menginformasikan bahwa kami telah berhasil untuk terus “mengembangkan cakrawala kami” melalui berbagai langkah penting yang kami ambil di tahun 2018. Langkah-langkah tersebut diambil tentunya tidak hanya dalam rangka memperoleh kinerja finansial yang kuat namun juga sebagai kunci dari bisnis jangka panjang dan target berkelanjutan kami,” kata Michael Chin, Presiden Direktur PT Multi Bintang Indonesia Tbk, di Jakarta, Selasa (23/04).

Kinerja positif Multi Bintang pada tahun 2018 lalu tidak lepas dari permintaan konsumen yang meningkat pada paruh kedua tahun lalu dampak dari kemajuan pariwisata. Tahun lalu, Multi Bintang juga berhasil memperluas jangkauan Bir Bintang di pasar ekspor yang baru dan penting yaitu Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sebelumnya Bir Bintang sudah tersedia di Malaysia, Singapura, Jepang, Australia, Belanda, dan Inggris.

Pada tahun 2018, Multi Bintang juga memasuki pasar digital. Setelah sebelumnya bermitra dengan para pelaku e-grocery, Multi Bintang meluncurkan aplikasi bernama Toko Bintang dalam rangka transformasi hubungan Multi Bintang dengan para pelanggan, di mana proses pemesanan dapat dilakukan secara digital.

Salah satu tonggakan penting Multi Bintang adalah strategi transformasi menjadi perusahaan multi-beverage melalui PT Tirta Prima Indonesia (TPI). Anak usaha dari Multi Bintang, ini sejak September 2018 lalu telah memulai produksi seluruh portofolio minuman non-alkohol. Produk Fayrouz kini sudah meraih sertifikasi halal serta Keseluruhan operasional TPI, termasuk fasilitas produksi dan seluruh komunikasi sepenuhnya mematuhi Standar Jaminan Halal Indonesia.

Di sisi keberlanjutan korporasi, Perseroan juga telah secara resmi mengoperasikan fasilitas biomassa di Sampangagung, yang berhasil memangkas emisi CO2 dari proses produksi hingga 5.000 ton per tahun. Selanjutnya, limbah dari fasilitas biomassa dapat digunakan sebagai bahan mentah untuk pupuk organik oleh para petani lokal, sehingga meletakkan landasan bagi bergulirnya ekonomi di komunitas sekitar. Fasilitas biomassa ini merupakan yang pertama untuk pabrik FMCG di Indonesia.

“Kinerja keuangan kami yang konsisten dan menguntungkan dari seluruh portofolio merupakan suatu bentuk nyata tekad kami untuk selalu meracik kebanggaan di area tempat kami beroperasi. Tidak hanya bagi perusahaan tapi juga bagi komunitas di sekitar kami. Ini adalah tekad kami untuk masa ini dan juga 88 tahun yang akan datang,” tutup Michael.

Related