Perusahaan Anda ingin Terapkan Industry 4.0? Ini syaratnya

marketeers article
50625522 handy compass industry with text and arrow 4.0.

Indonesia tengah memasuki era revolusi industri 4.0. Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian pun mendorong para pelaku industri untuk menerapkan konsep ini. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini penerapan revolusi industri keempat atau Industry 4.0 dapat mengakselerasi target dari visi Indonesia 2045.

Sasarannya antara lain menjadi salah satu negara dengan pendapatan tinggi dan salah satu kontributor Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. Meski begitu, bukan perkara mudah untuk menerapkan konsep ini, meski banyak manfaat yang akan menanti.

Untuk menghadapi Industry 4.0, TÜV Rheinland, penyedia layanan pengujian, inspeksi, dan sertifikasi memberikan beberapa tips yang dapat dipertimbangkan, berikut paparannya:

  • . Memahami proses IT dan industrial umum dengan lebih mendalam, sehingga perusahaan mampu bersinergi dan memperoleh rekomendasi secara sistematis.
  • Menerapkan standar keamanan yang lebih tinggi untuk perangkat, sistem, dan komponen di dalam perusahaan, serta menyesuaikannya dengan standar industrial, yang biasanya diperoleh melalui sertifikasi.
  • Mendorong insiatif proaktif dari perusahaan untuk meningkatkan sistem keamanannya, di luar  ketentuan keamanan yang wajib dari pemerintah.
  • Melakukan pendekatan “Security by Design” atau keamanan yang disesuaikan sejak awal perencanaan. Perusahaan harus mampu memperhatikan potensi gangguan di komponen dan sistemnya. Cara ini akan mengurangi risiko dan pendeteksian gangguan lebih dini.
  • Membangun budaya “security-sentris” di perusahaan dengan menyediakan pelatihan yang holistik untuk tim desainer dan insinyur lebih awal dan berkelanjutan. Tujuannya, agar mampu menyediakan pertahanan yang terbaik.

“Selain itu, perusahaan harus mampu mendesain apa yang menjadi kebutuhan, bagaimana ekosistemnya dan alasan melakukan digitalisasi. Termasuk sejauh mana integrasi yang diinginkan,” ujar Michael Füebi Chairman of the Executive Board of Management, TÜV Rheinland AG

Satu hal yang tidak kalah penting, Füebi menyebutkan adalah keahlian sumber daya manusianya. Sejauh mana kemampuan dan pengetahuan dari sdm di dalam perusahaan adalah hal penting, termasuk kemampuan beradaptasi.

“Sebetulnya, belum ada definisi yang jelas di dunia ini soal industry 4.0. Seperti apa bentuk dan tolok ukurnya. Hal ini masih menjadi perbincangan. Jadi belum ada kiblat yang jelas. Namun, industri ini mengarah kepada sistem otomasi,” tutup Füebi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related