PGN, Menjadi Perusahaan Energi

marketeers article

Setelah menjadi subholding gas, PGN memiliki tugas besar untuk semakin membumikan penggunaan gas bumi di penjuru Tanah Air. Seiring pergeseran paradigma mengenai pelanggan, produk pun tak lagi generik, tapi sudah semakin customized.  

 

Tahun ini, PGN  tumbuh cukup baik di tengah tekanan kondisi ekonomi dunia yang tidak menentu. Dibandingkan tahun lalu, PGN tumbuh 18% dari sisi volume yang dikelola dibandingkan setahun lalu. Kemudian, dari sisi industri tumbuh 5% yang ditopang oleh industri pembangkit listrik yang penyerapannya tumbuh 20%.

“Pertumbuhan tahun 2018 ditopang oleh beragam faktor. Di antaranya naiknya permintaan dari beragam industri, seperti pembangkit listrik, beverage, pabrik metal, dan lainnya. Intinya, faktor kunci tahun ini adalah pembangunan infrastruktur masif yang menggerakkan industri lainnya,” kata Danny Praditya, Director of Commerce PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, peraih Best Indonesia Marketing Champion 2018-Resources & Mining Sector.

Danny menjadi Direktur Marketing PGN sejak tahun 2016. Saat itu, PGN masih fokus menggarap pasar business to business (B2B). Belum memiliki produk-produk yang di-branding untuk beragam segmen. Perubahan pun terjadi. Setelah tahun 2016, PGN semakin mendengarkan suara dari pelanggan. Contohnya, pada tahun 2018, PGN membuat format draft kontrak baru yang lebih memberikan keadilan bagi pelanggan.

Lalu, PGN juga masuk ke dunia digital. Bukan saja untuk pemasaran tapi juga akuntabilitas dan transparansi semua proses bisnis. Selanjutnya, memanfaatkan big data untuk mendukung pertumbuhan bisnis. “Singkat kata, PGN sekarang memiliki lini bisnis B2B dan business to consumer (B2C). Namun untuk B2B diperlakukan secara B2C. Secara produk bertransformasi dari generic product menjadi customized product,” ungkap Danny.

PGN saat ini telah menjadi subholding gas setelah menguasai 50% saham di Pertagas, anak perusahaan Pertamina di bidang gas alam. Apa saja peluang yang muncul?  Menurut Danny, PGN fokus untuk men-generate pertumbuhan volume. Harapannya integrasi antara PGN dan Pertamina bisa menguatkan basis PGN. Mereka bisa mengintegrasikan semua infrastruktur dan bisnis dua perusahaan ini.

Objektif dari peleburan ini adalah adanya efisiensi dalam sisi bisnis gas di Indonesia. Bila semua diintegrasikan, maka tidak terjadi duplikasi infrastruktur sehingga lebih efisien. Di sisi lain, infrastruktur bisa lebih cepat terbangun. Dengan begitu, bisa memberikan harga yang wajar dan bisa menopang daya saing industri nasional. “Fokusnya, bagaimana gas bumi ini bisa dimonetisasi dan dimanfaatkan lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Apa saja tantangan dan Peluang PGN?

Artikel selengkapnya bisa Anda dapatkan pada
Majalah Marketeers edisi Des 18-Jan 19
bertajuk “Marketeer of The Year 2018”

 

    Related