Pollux: Sewa Apartemen di Cikarang Menggiurkan

marketeers article
Pollux Properties, perusahaan properti asal Singapura-Indonesia, mengumumkan kerja sama strategis dengan tujuh bank nasional di Indonesia. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Presiden Direktur PT Pollux Aditama Kencana Aswin Asmat dengan masing-masing delegasi bank. Kerja sama ini bakal memperkuat penyaluran Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) di sejumlah proyek Pollux.
 
Adapun ketujuh bank tersebut antara lain BRI, Bank Mandiri, BNI, BTN, Bank Artha Graha, Bii Maybank, dan MNC Bank. Asmat Amin mengatakan, tujuan pihaknya menggandeng kerja sama ini guna memberikan kemudahan bagi konsumen untuk bisa memiliki hunian dan berinvestasi di Cikarang. Sebab, katanya, pembelian unit menara pertama proyek Chadstone yang diluncurkan pada November tahun lalu didominasi secara tunai bertahap dan tunai keras. Hanya sekitar 2% yang dibeli konsumen lewat KPA.
 
“Kami ingin memperbesar segmen market kami. Tidak hanya mereka yang cash ready saja yang bisa membeli, tetapi yang berpenghasilan Rp 10 hingga 15 juta per bulan juga bisa membeli apartemen kami,” katanya di Raffles Hotel Jakarta, Sabtu (11/4/2015).
 
Asmat mengakui pada peluncuran tahun lalu, pembeli didominasi oleh kalangan investor. Bahkan, kata dia, ada investor yang membeli satu hingga dua lantai yang berisi hingga dua puluh empat unit. Ini dianggap wajar oleh Asmat karena Pollux membanderol harga properti yang cukup terjangkau, yaitu mulai Rp 333 juta untuk tipe studio. Dengan demikian, hal ini bisa menarik investor untuk membeli. 
 
“Di Jakarta, yield atau keuntungan yang dihitung dari nilai sewa per tahun berkisar 5-7% dari harga properti. Nah, Cikarang bisa sampai 70%. Para investor tentu mengincar pendapatan sewa dari para ekspatriat di sana,” terangnya.
 
Sewa Menggiurkan
Asmat pun membeberkan alasan yang menjadikan harga sewa apartemen di Cikarang begitu fantastis. Ia mengungkapkan, sebagai kawasan industri terbesar seAsia Tenggara dengan 34,46% investasi asing dibenamkan di kawasan itu, Cikarang telah menampung 2.225 perusahaan berskala nasional dan multinasional. Perusahaan-perusahaan itu memperkerjakan ribuan ekspatriat yang sebagian besar berasal dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Taiwan, dan Eropa. Akibat kegiatan industrialisasi ini, sambung Asmat, pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bekasi mencapai US$ 34 miliar.
 
“Dengan potensi yang ada, nyatanya kawasan Cikarang masih minim tempat tinggal yang berkelas. Karena pasokan apartemen yang kurang, banyak dari para ekspatriat menyewa rumah-rumah warga dengan harga ratusan juta rupiah,” terangnya. 
 
Ming Ling, Direktur Pollux Properties menambahkan, beberapa apartemen di Cikarang seperti Sancrest Apartement membanderol harga sewat unit apartemennya sebesar US$ 24.000 (Rp 312 juta) per tahun. “Sedangkan harga sewa Crown Court dengan dua kamar tidur dibanderol sekitar Rp 180 juta per tahun. Kemudian, Mustika Golf sekitar Rp 200 juta per tahun. Lantas, siapa yang tidak tergiur dengan keuntungan sewa itu?” tuturnya.
 
Menurut Asmat, Pollux sengaja menjual unit menara pertama Chadstone dengan harga terjangkau, lantaran pihaknya lebih fokus bermain volume. Apalagi, Pollux memiliki land bank lebih dari ratusan hektare di kawasan tersebut. “Memang kami mengorbankan margin keuntungan untuk tower pertama. Namun, perlu diingat bahwa proyek Chadstone bakal memiliki 3.200 unit apartemen dan menjadi proyek apartemen terbesar seCikarang. Artinya, akan ada subsidi antara unit satu dengan yang lainnya,” kata Asmat sembari menyebut harga tanah di sekitar lokasinya berkisar Rp 15-17 juta per meter persegi. 
 
Tentunya, sebagai pemain, Asmat berharap pemerintah harus mempercepat pembangunan infrastruktur di kawasan Cikarang. Setidaknya, sampai saat ini ada dua tol baru yang bakal direalisasikan, yaitu Tol Cikarang Selatan (Dari Kecamatan Serang Baru ke Jagorawi) dan Tol Cikarang Utama (dari Cikarang ke Tanjung Priuk). Selain itu, akan ada pembangunan jalur ganda atau double track Manggarai-Cikarang yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2016.

Related