Potensial, Bank BTN Garap Pasar Green Pramuka

marketeers article
BTN di Green Pramuka

Green Pramuka City memiliki posisi spesial bagi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN). Kawasan apartemen yang dikembangkan oleh PT Duta Paramindo Sejahtera ini dinilai memberikan kontribusi yang besar di pembukuan BTN. BTN pun menggandeng Green Pramuka dalam meneruskan target pengembangan jaringan kantor cabang mereka.

“Dibukanya cabang di Green Pramuka City merupakan bagian dari target pengembangan jaringan kantor cabang kami. Hingga akhir tahun 2017, BTN menargetkan membuka 41 kantor cabang pembantu dan 22 kantor kas baru,” tutur Muhammad Faiz, Kepala Cabang BTN Kelapa Gading Square.

Faiz melanjutkan, besarnya potensi bisnis mereka di Green Pramuka, membuat kawasan ini diberikan penghargaan sebagai penyumbang kredit konstruksi di BTN terbesar kedua di BTN Award. Kerjasama keduanya ini dinilai tepat mengingat hingga akhir tahun ini Green Pramuka akan membukukan kenaikan penjualan yang cukup signifikan. Kenaikan ini bertolak belakang dengan penjualan sepanjang dua tahun lalu yang sangat lemah.

Hingga saat ini, Green Pramuka City sudah memiliki sembilan menara yang sudah siap dihuni. Menara delapan yang dilepas tahun lalu sudah mencatatkan penjualan 60%. Sedangkan menara kesembilan yang dirilis Juli lalu sudah terjual sekitar 40% atau 400 unit dan untuk tipe studio seharga Rp 400 jutaan sudah habis terjual 100%.

Sementara tahun depan, PT Duta Paramindo Sejahtera berencana merilis menara terbaru dalam proyek Green Pramuka City seluas 12,8 hektare di Jakarta Pusat pada tahun 2018. Hal ini untuk mengejar penyelesaian target pembangunan seluruh kawasan Green Pramuka City.

Menurut Muhammad Faiz, target tinggi Green Pramuka City seiring dengan target penambahan kantor jaringan BTN sampai akhir tahun 2017 yang merupakan bagian dari perampungan rencana bisnis bank (RBB).

Adapun yang menjadi target sasaran BTN tersebut adalah ibu kota provinsi dan kabupaten kota yang berpotensi memiliki Dana Pihak Ketiga (DPK) yang besar, juga mampu membeli atau pun menambah pertumbuhan jumlah KPR, baik yang subsidi atau nonsubsidi.

Pasar ini memang terlihat manis. Berdasarkan data Bank Indonesia per Agustus 2017, kredit konsumsi khususnya kredit perumahan masih mendominasi sebesar 32,5% dari kredit konsumsi rumah tangga di Jakarta. Sementara, di Banten pertumbuhan kredit properti mencapai 12,53% pada triwulan II 2017. Sesuatu yang menggiurkan?

Related