Presiden Minta Implementasi Industri 4.0 Bisa Dirasakan Pelaku UKM

marketeers article

Presiden Joko Widodo memberikan apresiasi kepada Kementerian Perindustrian yang telah peta jalan implementasi Industri 4.0 untuk diterapkan di Indonesia yang akan lebih dikenal dengan sebutan Making Indonesia 4.0. Peta jalan ini akan menjadi suatu landasan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang.

“Selain menciptakan lapangan kerja baru, implementasi Industri 4.0 di Indonesia harus memastikan pertumbuhan secara inklusif, yang melibatkan seluruh lapisan ekonomi masyarakat,” kata Presiden di Jakarta, Rabu (4/4).

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa revolusi industri 4.0 saat ini sedang mentransformasi dunia. Indonesia, seperti negara-negara lainnya, harus bersiap dan mengantisipasi perubahan besar ini. Presiden merujuk pada riset McKinsey Global Institute pada tahun 2015 yang mengatakan bahwa Revolusi Industri 4.0 dampaknya akan 3.000 kali lebih dahsyat daripada Revolusi Industri pertama di Abad ke-19.

Ia memandang bahwa industri 4.0 merupakan fenomena yang harus dihadapi dan juga disambut kedatangannya. Ia percaya bahwa revolusi itu akan menghasilkan perubahan besar bagi tatanan industri di mana Indonesia juga sudah harus bersiap untuk menyongsongnya. Namun, Presiden tidak begitu saja percaya terhadap kekhawatiran banyak pihak yang memperkirakan revolusi industri ini akan menghilangkan banyak lapangan kerja.

“Saya percaya bahwa Revolusi Industri 4.0 akan melahirkan jauh lebih banyak lapangan kerja baru daripada jumlah lapangan kerja yang hilang,” ujarnya.

Presiden meminta agar implementasi Industri 4.0 tidak hanya membidik kepada perusahaan besar saja, namun juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Ke depannya, UMKM harus dapat memahami dan mudah dalam mengakses dan menggunakan teknologi sehingga lebih berdaya saing,” ujarnya.

Menurutnya, penamaan Making Indonesia 4.0 sangat tepat karena memliki arti yang bagus, yaitu membangun kembali perindustrian Indonesia ke era baru pada revolusi industri keempat yang terdapat beberapa aspirasi besar untuk merevitalisasi industri nasional secara menyeluruh.

“Harapannya dengan implementasi Industri 4.0 ini, Indonesia dapat mencapai Top Ten ekonomi global pada tahun 2030, melalui peningkatan angka ekspor netto kita kembalikan sebesar 10 persen dari PDB,” ungkapnya.

Selain itu, aspirasi lainnya adalah peningkatan produktivitas dengan adopsi teknologi dan inovasi, serta mewujudkan pembukaan lapangan kerja baru sebanyak 10 juta orang pada tahun 2030. Melalui peluncuran Making Indonesia 4.0, Presiden menetapkannya sebagai salah satu agenda nasional bangsa Indonesia yang perlu dijalankan secara bersinergi.

Airlangga Hartanto selaku Menteri Perindustrian memastikan, implementasi Industri 4.0 akan dapat mentransformasi ekonomi Indonesia ke arah yang lebih maju.

“Karena digital ekonomi membuat yang belum bankable menjadi punya akses terhadap pembiayaan, usaha-usaha mikro, kecil, menengah sehingga akan mampu memperluas akses pasarnya dengan memanfaatkan marketplace,” ungkapanya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related