Review: HP ProBook 430 G4, Stylish Yet Pricey

marketeers article

Brand PC asal Amerika Serikat, HP kembali mencoba merayu pasar bisnis dengan notebook terbaru mereka yang mengedepankan style. Performa pun menjadi andalan. Simak review Marketeers untuk HP ProBook 430 G4 Notebook.

Di saat pasar notebook terus tergerus karena penjualan smartphone, para pemain terus menginvasi pasar dengan produk terbarunya. Tidak heran, HP sebagai salah satu pemain di dunia notebook merilis produk terbarunya, ProBook 430 G4.

ProBook 430 G4 menyasar segmen bisnis karena bentuk notebook ini terlihat stylish dan cocok untuk menjadi rekan kerja, baik untuk dibawa di kantor, meeting, atau coffee shop. Ukuran layarnya sedikit tidak lazim, yaitu 13,3 inci, sehingga ProBook 430 G4 lebih kompak dibanding notebook yang umumnya berukuran 14 inci.

Performa menjadi fokus HP agar produk ini bisa menjalankan beberapa program dengan lancar tanpa hambatan. Wajar karena HP menyematkan notebook ini dengan dua jenis prosesor, Intel Core i5 dan saudaranya yang lebih kencang i7.

Kapasitas penyimpanannya terdapat beberapa pilihan, mulai dari ukuran 500 GB sampai 1 TB dengan kualitas HD. Nah, jika ingin teknologi lebih dengan kemampuan transfer data lebih cepat, HP menyediakan teknologi penyimpanan SSD berkapasitas 128 GB dan 256 GB.

Tentu saja, HP menjadikan Windows 10 sebagai sistem operasi. Walau layar notebook touchscreen tidak terlalu populer di pasaran, kehadirannya cukup membantu dalam mengoperasikan berbagai program jika malas atau merasa jadul menggunakan touchpad.

Tapi untuk yang tidak biasa menggunakan layar sentuh, Anda tidak perlu khawatir. HP membekalinya dengan touchpad lebar untuk berselancar dengan sensitivitas cukup baik. Browsing menjadi lebih menyenangkan. Tinggal sentuhkan jari ke touchpad dan gerakkan ke atas dan bawah dengan cukup nyaman.

Dengan statusnya sebagai notebook untuk segmen bisnis dan profesional, serta bentuknya yang stylish serta unisex, sudah pasti ProBook 430 G4 diposisikan sebagai notebook kelas premium. Wajar saja, untuk varian dengan spesifikasi paling rendah dibanderol sekitar Rp12 juta di pasaran. Semakin tinggi spesifikasi dengan fitur-fitur spesial, banderolnya pasti lebih tinggi.

Seperti varian dengan penyimpanan SSD berkapasitas 256 GB serta touchscreen, produk ini dilepas dengan banderol di atas Rp15 juta. Sangat premium. Pertanyaannya, apakah hal ini sepadan dengan kemampuan si notebook?

Sekilas ProBook dengan desainnya memang terlihat premium. Namun jika digenggam langsung, rupanya bodinya masih dibalut oleh plastik. Memang di beberapa bagian seperti metal, namun tetap tidak bisa menyembunyikan bahan plastik di dalamnya.

Dan ketika notebook lain berstatus premium berlomba-lomba menipiskan ketebalannya, ProBook masih terasa terlalu tebal untuk harga yang cukup mahal tersebut. Bobotnya juga masih terasa berat di tangan. Mungkin, para kaum perempuan akan berpikir dua kali untuk menjinjing notebook ini ketika bepergian ke luar kantor.

Walau dibekali prosesor super cepat, tidak terdapat kartu grafis untuk mendukung game-game berat di masa kini. Kartu grafisnya masih onboard dengan prosesor sehingga kemampuannya tidak secepat kartu yang memang diperuntukkan untuk mengolah gambar-gambar super tajam.

Namun jangan khawatir. Sebab, Windows 10 di dalamnya sudah tersambung langsung dengan koleksi game XBox khusus notebook. Beberapa koleksinya masih bisa dimainkan tanpa harus menggunakan kartu grafis berkemampuan tinggi.

Kesimpulannya bagi mereka yang ingin terlihat stylish dengan ukuran cukup kompak, harga premium mungkin tidak menjadi masalah. Namun bagi mereka yang ingin premium sesungguhnya, mungkin akan berpikir dua kali. Anda yang mana?

    Related