Produksi Susu Nasional Belum Cukupi Kebutuhan Masyarakat

marketeers article

Produksi susu nasional baru menyumbang kurang 20% dari kebutuhan konsumsi susu nasional. Tentunya angka ini masih jauh dari capaian yang ingin dicapai oleh pemerintah. Kebutuhan konsumsi susu nasional berkisar antara 4,45 juta ton atau setara dengan 17,2 kg setiap orang per tahunnya.

Jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya, maka konsumsi susu Indonesia memang masih tergolong rendah. Singapura memiliki jumlah konsumsi susu sebesar 48,6 kg per kapita, Malaysia 36,2 kg per kapita, Thailand 33,7 kg per kapita, Myanmar 26,7 kg per kapita, Filipina 17,8 kg per kapita.

Melalui Permentan No. 26/2017 pemerintah mendorong sektor swasta untuk mengembangkan industri susu melalui program kerja sama dan pemberdayaan peternak lokal. Sektor peternakan susu merupakan salah satu industri strategis pemerintah, karena selain dapat terus menyediakan produk susu bernutrisi tinggi kepada generasi muda Indonesia, industri ini juga memiliki kontribusi tinggi pada persediaan daging lokal. Pemerintah menginginkan penambahan populasi ternak sapi yang bertujuan pada peningkatan produksi susu untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi susu segar bagi masyarakat.

Baru-baru ini produsen susu, Greenfields, mendatangkan sebanyak 2.150 sapi betina sebagai langkah untuk meningkatkan produksi susu segar. Sapi tersebut berasal dari Melbourne, Australia. “Ini adalah kelompok pertama dari total 9.000 sapi betina yang akan diternakkan di peternakan baru di Wlingi. Ketika peternakan ini sudah beroperasi sepenuhnya, kami akan dapat berkontribusi sebesar 14% kepada SSDN, dan secara otomatis mengurangi kebergantungan pada susu impor,” ungkap Heru Prabowo, Head of Dairy Farm Indonesia, PT. Greenfields.

Upaya yang dilakukan oleh Greenfields ini selain untuk meningkatkan produksi susu segar juga bertujuan untuk mengurangi disparitas produksi susu sapi dalam negeri yang baru pada kisaran 20%. Selain mengimpor sapi perah untuk tujuan bisnis, Greenfields juga menginisiasi sebuah program kemitraan yang bernama Greenfields Dairy Institute (GDI).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peternak muda dan membantu mereka meningkatkan produktivitas peternakan serta kualitas susu yang dihasilkan. Kemitraan ini sekaligus berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup peternak sapi perah rakyat. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, program ini akan mengembangkan keterampilan 5.000 peternak muda dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan peternakan lokal.

“Kami yakin bahwa sektor peternakan rakyat dapat ditingkatkan demi kesejahteraan peternak lokal, masyarakat, dan negara,” singkat Heru.

Ia juga meyakini bahwa implementasi program kerja sama dan praktik beternak yang baik dapat mengatasi masalah produksi susu saat ini. Implemetasi program kerja dan praktik yang tepat pada akhirnya  akan meningkatkan kualitas dan kuantitas susu, sekaligus meningkatkan taraf hidup peternak dan masyarakat.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

 

Related