Program CSR, Satu Cara Bangun Ekosistem Bisnis Masa Depan

marketeers article
15298333 holding a globe in his hands

Saat ini, sudah lumrah sebuah kegiatan CSR perusahaan memiliki tujuan jangka panjang untuk mendukung bisnis di masa depan. Termasuk yang dilakukan oleh Lenovo di Indonesia lewat divisi mobile. Mereka menggandeng platform pengembang lokal Dicoding untuk mengembangkan platform aplikasi berbasis VR.

Melalui Program Pendidikan Lenovo, beasiswa senilai Rp 100 juta disalurkan untuk meningkatkan kemampuan pengembang yang tergabung dalam Dicoding Academy. “Jadi, kami mengembangkan para developer ini agar nantinya mereka bisa menciptakan produk lokal berbasis VR. Karena saat ini smartphone-smartphone kami sedang diarahkan ke arah sana. Ketika siap, mereka akan menjadi penyalur konten dan aplikasi untuk platform VR Lenovo,” ujar MBG Marketing Manager Lenovo Indonesia Miranda Vania Warokka di Jakarta pada Kamis (13/10) 2016.

Secara tidak langsung memang Lenovo Indonesia menggaet para pengembang muda untuk membentuk ekosistem mereka di masa depan. Selain itu, konten VR saat ini masih dikatakan terbatas, dengan berinvestasi di sini di masa depan konten VR tidak akan sulit dicari. Bukan hanya Lenovo, perkembangan industri VR ini juga bisa dirasakan oleh pengembang dan brand lain.

Nantinya, para pengembangan diharapkan menyumbangkan karya mereka dalam bentuk aplikasi dan games berbasis Android untuk varian VR Lenovo seperti seri VIBE K4 Note dan VIBE K5 Plus. Selain itu, bisa jadi mereka juga mengembangkan aplikasi berbasis VR untuk produk-produk Lenovo lainnya.

Program Pendidikan Lenovo sendiri pada dasarnya adalah kelas seperti halnya kursus untuk mengembangkan bakat muda di bidang IT. Ada empat kelas ditawarkan mulai dari bagaimana cara membangun game Android menggunakan HTML 5, membangun game multi-platform, serta membangun aplikasi Android Native yang dibagi ke dalam dua bagian.

Dari 500 peserta yang ikut, terpilih lima peserta terbaik dengan hadiah masing-masing satu unit Lenovo VIBE K5 Plus.

“Kami jamin kurikulum di Dicoding Academy sudah diakui karena kami bekerja sama dengan para pemain industri IT multinasional dan komunitas pengembang lokal,” ujar CEO Dicoding Indonesia Narendra Wicaksono. Dicoding sendiri sampai sekarang mengklaim sudah beranggotakan lebih dari 35.000 orang pengembang.

Editor: Sigit Kurniawan

    Related