Faktor biaya masih menjadi pertimbangan utama masyarakat terkait kesehatan. Ketika sedang sakit, masyarakat cenderung melakukan pemeriksaan sederhana secara mandiri berdasarkan ciri-ciri gejala. Padahal, tindakan tersebut termasuk membahayakan karena gejala belum tentu sesuai dengan penyakit yang sebenarnya menjangkit.
Menurut 2019 Global Medical Trends Survey Report, rata-rata peningkatan biaya kesehatan terhadap produk domestik bruto per kapita secara bersih di Indonesia mencapai 7,4% pada tahun 2019. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata global sebesar 5,2%.
Di dorong dengan tingginya biaya yang dikeluarkan masyarakat terkait kesehatan, PT Prudential Life Assurance melihat peluang asuransi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Lewat peluncuran PRUPrime Healthcare Plus (PPH Plus) dan PRUPrime Healthcare Plus Syariah (PPH Plus Syariah), Prudential mengajak masyarakat untuk melakukan investasi jangka panjang untuk menjamin masa depan. Kedua produk ini merupakan asuransi tambahan (rider) atas asuransi dasar PRULink Generasi baru dan Syariah.
“Sejalan dengan fokus We Do Health, PPH Plus dan PPH Plus Syariah hadir sebagai produk jaminan kesehatan yang lebih fleksibel dan inovatif. Hal ini merupakan wujud kami untuk terus mendengarkan, memahamu, dan mewujudkan kesehatan masyarakat Indonesia di tengah biaya perawatan kesehatan yang semakin mahal,” ujar Luskito Hambali, Chief Marketing Officer Prudential Indonesia dalam siaran persnya.
Dijelaskan oleh Himawan Purnama, Head of Product Development Prudential Indonesia, produk rider ini didukung oleh delapan keunggulan. Di antaranya adalah Fleksibel menentukan pilihan kamar rawat inap dan batas harga kamar, fleksibel menentukan wilayah perlindungan hingga seluruh dunia, fleksibel menentukan masa perlindungan, pilihan booster untuk menambah batas manfaat tahunan, hingga pembiayaan rawat jalan khusus pasien kanker dan cuci darah.
“Kehadiran solusi ini makin mempertegas komitmen kami untuk menjadi mitra terpercaya nasabah dalam menjalani setiap tahap kehidupannya dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik.” tutup Luskito.
Editor: Eko Adiwaluyo