Psikologi Pasar Negatif, Penjualan Mobil Nasional Tidak Optimal

marketeers article
19097861 telephoto view of crowded car park in city center.

Pasar roda empat sedang tidak pada posisi menyenangkan bagi para pemain di dalamnya. Memang menurut data Gabungan Industri Kendaraaan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pada periode Januari-April penjualan mobil tumbuh sekitar 6% dibanding periode yang sama.  Di empat bulan pertama tahun ini, penjualan mobil nasional mencapai 373.407 unit. Sedangkan tahun lalu di periode yang sama hanya di angka 352.072 unit.

Angka pertumbuhan tersebut di atas secara wholesales atau dari agen pemegang merek ke diler. Nah, bila ditilik secara ritel, dari diler ke konsumen, penjualannya tidak sebesar seperti wholesales. “Sebagai perusahaan pembiayaan, kami melihat bahwa secara ritel di semester I ini penjualan mobil tidak seperti yang diharapkan. Tapi, semoga di semester kedua bisa lebih baik,” kata Jodjana Jody, Chief Executive ACC, perusahaan pembiayaan di bawah Astra Grup.

Menurutnya, bila melihat ukuran ekonomi makro semua pada posisi bagus. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi yang di angka 5,1%. Lalu,  angka inflasi yang terjaga. Dan, exchange rate yang relatif stabil.  Bila melihat tiga indikator tersebut di atas semua positif, secara wholesales dan ritel harusnya beriringan.

“Belum lagi pemerintah juga terus membangun infrastruktur. Jadi, diprediksi lambatnya pertumbuhan ini karena faktor psikologis. Ada kecenderungan untuk wait and see di pasar,” tambahnya.

Pengaruh psikologis ini juga melanda industri lain. Bahkan, di industri fast moving consumer goods (FMCG) yang bisa dibilang merupakan kebutuhan sehari-hari pun terserang secara psikologis. Hal ini membuat penjualan FMCG relatif stagnan di awal tahun ini.  Menurut Roy Mandey, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan penjualan industri ritel anjlok 20% sepanjang kuartal pertama tahun 2017 bila dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2016 yang mencapai Rp 40 triliun.

Lalu, kapan industri otomotif bisa tumbuh lagi? Menurut Jody, ada optimisme di semester dua bisa lebih baik. Optimisme itu antara lain didukung oleh meredanya situasi politik dan adanya pameran GIIAS 2017. “Adanya pameran itu sudah pasti akan menggenjot penjualan mobil. Kemudian, industri komoditas juga diharapkan terus membaik,” tambahnya.

Meski begitu, Jody tidak berani memastikan bahwa tahun ini penjualan mobil nasional bisa tumbuh. Bahkan, untuk bertahan di posisi yang sama dengan tahun lalu pun rasa-rasanya sangat berat.

    Related