Ragam Tantangan Puasa Bagi Netizen di Indonesia

marketeers article
www.institutefornaturalhealing.com

Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Muslim untuk menjalankan puasa sekaligus meningkatkan disiplin dalam beribadah. Bagi kebanyakan umat Muslim di Indonesia, cuaca yang panas, macetnya jalanan di kota, perubahan jadwal makan dan minum, dan tetap bekerja selama puasa menjadi tantangan tersendiri.

Untuk mengenal lebih jauh berbagai tantangan Ramadan yang dihadapi para netizen, baru-baru ini 9APPS meluncurkan sebuah survei kepada 8.084 pengguna internet mobile di Indonesia.

Survei menunjukkan lebih dari 50% responden pernah dengan sengaja batal puasa dan berpura-pura berpuasa. Ada 52% dari para responden mengaku mereka pernah dengan sengaja membatalkan puasa  dalam lima tahun belakangan ini. 34% di antaranya batal puasa sebanyak 1-3 hari, 8% batal selama 3-5 hari, dan 10% batal puasa lebih dari lima hari dalam bulan Ramadan.

Lalu, 57,58% dari mereka yang batal berpuasa tetap berpura-pura berpuasa karena malu apabila ketahuan. Hal ini disebabkan karena orang dewasa Muslim yang mampu berpuasa dituntut untuk menjalankan puasa selama sebulan penuh. Dan, mereka yang tidak berpuasa cenderung dianggap tidak baik. Namun, 42,42% menyatakan bahwa mereka tidak peduli jika ketahuan tidak berpuasa.

Menurut survei ini, ternyata tantangan terbesar di bulan Ramadan bukanlah menahan lapar dan haus. Sebanyak 35% responden mengatakan tantangan terbesar mereka adalah menahan diri agar tetap tenang dan tidak terpancing amarah ketika harus berhadapan dengan orang yang menjengkelkan.

Tantangan terbesar kedua bagi 34% dari responden adalah bagaimana agar tetap bisa beraktivitas penuh di siang hari ketika tubuh terasa lemah dan mudah terserang kantuk.

Menurut responden yang merupakan penghuni kota-kota besar di Indonesia, terutama Jakarta, mengatakan kejengkelan terbesar yang mereka hadapi selama bulan Ramadan adalah kemacetan jalan yang semakin menggila.

Selama bulan Ramadan, 56% dari responden mengaku, terjebak macet saat bergegas pulang untuk berbuka puasa adalah tantangan terbesar mereka.

Editor: Sigit Kurniawan

Related