Rise of the middle class

marketeers article
Source: http://duniadianita.files.wordpress.com

Tahun 2009 lalu, Indonesia mendapat undangan untuk pertama kalinya dalam G20, kelompok 20 besar negara dengan GDP [gross Domestic Bruto] terbesar di dunia. Yakni negara dengan pendapatan perkapita yang besar [untuk pendapatan perkapita dikalikan dengan jumlah penduduk]. Dikelompok elite ini Indonesia merupakan negara satu-satunya dari ASEAN yang menjadi anggota, artinya yang terbaik GDP nya. G20 adalah reperesentatif perdagangan domestik bruto (PDB) sebesar (50 Triliun USD) 80% dari perdagangan dunia dan dua pertiga penduduk dunia. G20 dibentuk untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dunia dengan memperkokoh fondasi keuangan internasional. G20 juga merupakan forum untuk membahas berbagai kebijakan nasional masing-masing anggota, kerjasama internasional, dan peran institusi keuangan global. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang hampir mencapai 230 juta, maka tidak heran kita sanggup menembus kelompok elite diatas. Kabar baiknya, GDP Indonesia dapat dicapai dengan komposisi dimana 70-75% berasal dari konsumsi domestik.

 

 Seorang demographic bernama Harry S Dent, Jr menyampaikan teori yang cukup menarik, menurutnya jika tingkat kelahiran penduduk di suatu negara dapat diketahui, maka masa depan secara berkala dari negara tersebut dapat diprediksi. Acuannya mudah saja, yakni perkiraan usia kerja seseorang. Jika  banyak yang masyarakat dalam suatu negara berusia dikisaran 20-21 tahun, maka inflasi dinegara tersebut pasti tinggi, karena penduduk yang baru memulai kerja belum produktif sehingga tidak memberikan hasil atau output maksimal, disatu sisi justru perusahaan atau tempat penduduk bekerja justru mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk melatih karyawan. Indikator kedua adalah usia rata-rata seorang menikah yang di angka 26 tahun dijadikan tolak ukur, dan jika suatu negara mencapai jumlah penduduk yang tinggi dikisaran angka ini, maka tingkat produktifitas akan tinggi, karena kebanyakan dari mereka yang sudah menikah akan memulai untuk lebih serius dalam menghasilkan. Ciri yang bisa dilihat adalah bertumbuhnya bisnis ritel dan shopping mall karena permintaan yang meningkat. Termasuk rumah sewaan, seperti kos-kos’an yang akan mendapatkan pasar khusus dari mereka yang baru menikah.

 

 Membeli rumah, baru dilakukan oleh kebanyakan dari mereka yang berusia 31 tahun, dan mencapai peak nya di 37-42 tahun, itulah sebabnya mengapa KPR atau mortgage tertinggi terjadi. Setelah rumah, baru kemudian orang akan membeli mobil, usia pembelian mobil biasanya terjadi pada usia 45-49 tahun, dinegara dengan jumlah penduduk yang sebagian besar berusia tersebut maka industri otomotif akan booming. Secara umum, maka usia puncak spending yakni berkisar antara 45-50 tahun [mediannya 46 tahun]. Apa yang sudah diprediksi oleh Dent, nyata terlihat misalkan pada Amerika. Di Negeri paman sam tersebut, jumlah tingkat kelahiran tertinggi ada ditahun 1957-1961, maka jumlah penduduk diperiode tahun tersebut bertambah dengan besar, belakangan sering di istilahkan generasi baby boomer. Jika usia puncak seseorang untuk spending adalah 46 tahun maka puncak booming akan terjadi pada tahun 2007 [1961 + 46]. Untuk kemudian akan mengalami penurunan, nanti akan naik lagi saat usia produktif generasi berikutnya muncul. Diperkirakan terjadi pada periode 2031-2035 [1957-1961] + 28 + 46.

 

Mari kita lihat pendekatan Dent dengan data dari BPS yang berkaitan dengan usia masyarakat di Indonesia. Menurut Dent yang seorang demographic itu, menyampaikan jika tingkat kelahiran penduduk di suatu negara dapat diketahui, maka masa depan dari suatu negara dapat diprediksi. Acuannya adalah perkiraan usia kerja seseorang. Ini rinciannya :

 

 ·         Jika  mayoritas masyarakat dalam suatu negara berusia dikisaran 20-21 tahun, maka inflasi dinegara tersebut pasti tinggi, karena penduduk yang baru memulai kerja belum produktif sehingga tidak memberikan hasil atau output maksimal, disatu sisi justru perusahaan atau tempat penduduk bekerja justru mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk melatih karyawan sehingga terjadi inflasi.

 

 ·         Indikator kedua adalah usia rata-rata seorang menikah yang di angka 26 tahun dijadikan tolak ukur, dan jika suatu negara mencapai jumlah penduduk yang tinggi dikisaran angka ini, maka tingkat produktifitas akan tinggi, karena kebanyakan dari mereka yang sudah menikah akan memulai untuk lebih serius dalam menghasilkan. Dan tentu saja mulai melakukan pengeluaran untuk biaya hidup. Ciri dimana negara dengan jumlah penduduk yang usianya dikisaran 26 tahun ini adalah adalah bertumbuhnya bisnis ritel dan shopping mall karena permintaan yang meningkat. Termasuk rumah sewaan, seperti kos-kos’an yang akan mendapatkan pasar khusus dari mereka yang baru menikah.

 

 ·         Dan pilihan membeli rumah, baru dilakukan oleh kebanyakan dari mereka yang berusia 31 tahun,

 

 ·         Mencapai peak nya di 37-42 tahun, itulah sebabnya mengapa KPR atau mortgage tertinggi terjadi jika suatu negara banyak memiliki kelompok masyarakat diusia ini.

 

 ·         Setelah rumah, baru kemudian orang akan membeli mobil, usia pembelian mobil biasanya terjadi pada usia 45-49 tahun, dinegara dengan jumlah penduduk yang sebagian besar berusia tersebut maka industri otomotif akan booming.

 

 ·         Dan secara umum, maka usia puncak spending yakni berkisar antara 45-50 tahun [mediannya 46 tahun]

 

 Penduduk usia 20-24 tahun berjumlah 21.146,3 ribu orang dan ini adalah jumlah dalam kelompok usia dengan jumlah tertinggi di Indonesia, Dan persis sebagaimana Dent sampaikan maka inflasi relatif tinggi terjadi diperiode tahun akhir tahun 2010 bahkan termasuk yang tertinggi di Asia. Walaupun banyak orang yang berpendapat bahwa faktor inflasi yang terjadi di Indonesia karena hal-hal lainnya, namun umumnya inflasi memang terjadi karena lebih dari satu faktor, dan dari berbagai penyebab tersebut toh tetap saja dibandingkan dengan negara lain tingkat inflasi Indonesia masih tertinggi.

 

 Kemudian usia masyarakat antara 25-29 dimana Dent menghitung merupakan usia seseorang menikah, maka di Indonesia terdapat sejumlah 20.734,3 ribu orang yang berusia pada angka tersebut. Dan ini juga merupakan jumlah angka tertinggi ketiga dari berbagai kelompok usia masyarakat di Indonesia, dan dilihat dari ciri negara yang memiliki banyak masyarakat dengan rentang usia seperti ini, maka sektor retail akan muncul dimana banyak shoping mall, mini market, hypermarket dan lainnya tumbuh sebagai simbol. Terutama yang digalang oleh perusahaan waralaba. Dan saat ini hal tersebut nyata terjadi di Indonesia. Demikian pula dengan rumah sewa atau kos-kosan yang tidak kalah hebatnya terus bertambah selama beberapa tahun terakhir, selalu saja ada pembangunan rumah sewa. Bagaimana dengan sepeda motor, maka diperkirakan juga akan memasuki masa emasnya di era ini.

 

 

 

 Pertumbuhan bisnis retail

 

Perkembangan bisnis retail ini cukup pesat selama beberapa tahun terakhir, khususnya pasca krisis moneter tahun 97-98 lalu, banyak orang yang kemudian menjadikan bisnis dijalur ini sebagai main business. Dari tahun 2005 mampu membukukan omzet sekitar Rp. 42 triliun, kemudian meningkat menjadi Rp. 58 triliun pada tahun 2007, dan tahun 2008 mencapai Rp. 67 triliun. Tahun 2009 mencapai 80 triliun dan tahun 2010 lalu jumlahnya sudah mencapai 2.524.111 [2,5 juta] store units, nomer 2 yang terbesar di seluruh dunia setelah India. Hasil survey Nielsen ini juga menyebutkan dari jumlah yang besar tersebut, berlokasi dipulau Jawa 57%, di Sumatera 22% dan 21% sisanya dipulau-pulau lain.

 

 Dan mengacu pada pola penyebaran tersebut dengan luas pulau Jawa 132.187 kilometer persegi, maka ada sepuluh toko ditiap kilometer persegi wilayah di pulau tersebut. Sementara peluang ekspansi gerai ritel di Indonesia dinilainya masih sangat besar karena rasio jumlah penduduk dengan jumlah pasar tradisional maupun peritel modern masih sedikit. Kalau melihat rasio jumlah pasar tradisional dan jumlah penduduk yang dilayani ritel modern masih kecil, terkecil di Asia Pasifik. Jadi, sekitar satu juta penduduk hanya dilayani 52 anggota Aprindo. Sedangkan di tempat lain seperti Singapura, satu juta penduduk dilayani 150 sampai 200 peritel. Dan pada akhir tahun 2011 lalu, Asosiasi pengusaha retail Indonesia [Asperindo] menargetkan omzet industri retail mencapai Rp. 120 trilyun, dan sampai dengan kuartal III sudah terealisasi Rp. 91,2 trilyun. Asperindo sendiri memperkirakan akan ada 2500 gerai baru plus minimarket pertahunnya, maka itu artinya tahun 2012 diperkirakan masih akan bertumbuh 15% atau mencapai 17.500 gerai.

 

 Otomotif

 

Di Jawa pos edisi Senin 3 Januari 2011 pada rubrik ekonomi bisnis juga menyampaikan informasi mengenai rekor penjualan mobil dan motor ditahun 2010 yang mencetak rekor penjualan lokal tertinggi melebihi yang pernah diraih diperiode tahun 2008.  Disebutkan disana data penjualan sepeda motor dari AISI [Asosiasi Industri Motor Sepeda Motor Indoneisa] mencapai 6.881.893 selama penjualan 11 bulan –belum termasuk Desember- yang diprediksi akan menembus penjualan 7.300.000 unit. Ini merupakan penjualan dengan rekor tertinggi yang belum pernah diraih sebelumnya, bahkan hanya dengan penjualan selama 11 bulan sudah melewati rekor penjualan selama setahun yang tertinggi pernah terjadi ditahun 2008. Dan AISI memprediksi ditahun 2012 ini penjualan sepeda motor akan menembus angka 9,5 juta unit. Ritel memang sangat bertumbuh diperiode saat ini, persis sebagaimana Dent memprediksinya.

 

 Property

 

Kemudian masyarakat yang berusia 31 tahun, range nya 30-34 di Indonesia terdapat sejumlah 19.878,2 [ribu] orang. Jumlah ini memang tidak sebanyak kelompok sebelumnya namun tetap saja besar sehingga menggerek sektor properti yang terus tumbuh. Bahkan diprediksi di tahun 2011 akan memasuki masa bulan madu bagi bisnis properti. Peak nya memang diprediksi akan tercapai pada usia antara 37-44 tahun atau jika diambil range yang lebih panjang antara jumlah penduduk berusia 30-44 tahun sebagai rentang usia masyarakat yang memiliki kencenderungan membeli rumah atau berbisnis di properti maka terdapat 54.750,8 [ribu] orang, wow jumlah ini hampir mencapai seperempat dari penduduk di Indonesia, bayangkan ada 54 juta orang. Maka tidak heran jika kemudian Jawa Pos edisi Jumat 14 Januari 2011 yang mengutip riset dari perusahaan properti PT Panangian Simanungkalit & Associates [PSA] yang memprediksi permintaan properti akan tumbuh yang dipicu pertumbuhan kredit  properti sebesar 16%, secara segmentasi maka perkantoran akan tumbuh paling besar 15%, perumahan, kondiminium dan residental akan tumbuh 12% seiring gencarnya proyek hunian diberbagai kota besar.

 

 Sementara pertumbuhan sektor retail mal dan pusat perbelanjaan sekitar 5%. Dalam perhitungan dari PSA dengan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2011 minimal 6,3% dan suku bunga acuan [BI rate] stabil 6,5% maka hal ini akan membuat persaingan di KPR menggeliat sehingga sanggup menekan suku bunga, jika itu terjadi maka pasar hunian seharga Rp. 100 juta ketas tidak akan jadi masalah, apalagi dengan townhouse dengan harga 500 juta keatas yang tidak memerlukan sentuhan kebijakan pemerintah.

 

 Dan ditahun 2011, penjualan property sudah melebihi target awal pertumbuhan 15%. Untuk rumah sederhana oleh REI [real estate Indonesia] sudah menembus 100.000 unit selama 3 tahun terakhir. Dan ini signifikan dengan penambahan jumlah developer atau pengembang yang terdaftar di REI saat ini sudah mencapai 2.678 anggota, padahal sebelumnya hanya dibawah 2000 anggota. Dan tetap saja peluang pertumbuhan properti masih sangat terbuka mengingat kemampuan supply para pengembang dan permintaan pasar yang masih timpang.

 

 Setelah kebutuhan rumah terpenuhi, baru kemudian orang akan membeli mobil, usia pembelian mobil biasanya terjadi pada usia 45-49 tahun, di Indonesia terdapat 14.415,1 [ribu] orang. Jumlah ini memang tidak sebanyak kelompok usia yang lain, namun tetap saja besar. Dan benar saja melihat data penjualan mobil yang setali tiga uang dengan penjualan sepeda motor ditahun 2010. Disebutkan data hingga November dari Gaikindo [gabungan industri kendaraan bermotor] menyebutkan untuk penjualan mobil sudah mencapai 694.649 unit dan diprediksi akan menembus 750.000 jika dihitung dengan data penjualan Desember –yang belum ada saat tulisan ini dibuat- dan penjualan yang hanya selama 11 bulan juga telah melampui rekor tahun 2008 lalu. Dan diperkirakan pada tahun 2011 lalu penjualan mobil sudah menembus 1 juta unit.Yes this is INDONESIA. Amazing don’t you!

 

 Selama tidak ada faktor ekstrim yang mempengaruhi dan aturan kapitalisme tidak dilanggar, maka Indonesia saat ini sungguh tengah bertumbuh dengan hebat. Bank dunia bahkan memperkirakan pertumbuhan negara berkembang seperti Indonesia bisa mencapai 7%, berbeda dengan negara maju terutama Eropa yang mengalami krisis besar sejak 2008 lalu dan masih berkutat pada masalah pengangguran, perbankan, daya saing dan stabilisasi fiskal. Hans Timmer Direktur Prospek Pembangunan Bank Dunia melalui telekonferensi di Jakarta tanggal 13 Januari 2011 sebagaimana dituliskan di Jawa Pos Inflasi RI konsekuensi menuju full capacity, menyampaikan informasi bahwa negara di Asia terutama Indonesia merupakan satu dari 9 negara penerima Hot Money terbesar yang sedang menghadai tantangan inflasi, Ekonomi sedang bergerak menuju full capacity.  Saatnya ikut bergerak dan mengambil peluang di golden moment saat ini.

 

 

Related