Riset Google: Lima Peran Teknologi Selama Ramadan

marketeers article
30557098 flat design: mosque

Riset baru dari Google dan Asian Consumer Intelligence menghasilkan temuan menarik tentang pemanfaatan teknologi oleh masyarakat Muslim selama bulan suci Ramadan. Google bekerja sama dengan lembaga riset strategis tersebut untuk menyurvei 500 responden dan mewawancarai 20 narasumber lain masing-masing di Indonesia dan Malaysia.

Penelitian ini juga mengkaji data Google Penelusuran dan YouTube untuk melihat pola dan tren yang berkembang. Riset yang dilakukan pada  Maret lalu menunjukkan bahwa teknologi memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat Indonesia selama Ramadan.

Pertama, mempermudah akses informasi keagamaan. Internet dapat membantu masyarakat mengakses Alquran dan kandungannya secara lebih mudah. Kueri penelusuran terkait Ramadan di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 34% dibandingkan tahun lalu.

Kedua, merencanakan ibadah. 61% masyarakat Indonesia mengatakan mereka berencana menggunakan aplikasi atau situs berorientasi Muslim untuk membantu kelancaran ibadah Ramadan sehari-hari. Dengan mengetahui jadwal salat yang akurat, kita dapat memastikan diri siap beribadah saat azan berkumandang.

Ketiga, memudahkan menunaikan zakat. Membantu orang-orang yang kurang beruntung merupakan salah satu pilar utama Islam, terutama selama Ramadan. Kueri penelusuran zakat meningkat 2,6 kali lipat dibandingkan tahun lalu. Kueri tersebut digunakan antara lain untuk mencari tahu cara menunaikan zakat, jumlah zakat yang harus dibayarkan dan ke mana zakat bisa diberikan.

Keempat, menyebarkan pesan rohani dengan video online. Konsumsi video online secara umum meningkat selama Ramadan, dengan kueri penelusuran YouTube naik hingga 40% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa. 54% penonton video dalam survei kami menyatakan rencana untuk menonton konten rohani. Ini terlihat dari peningkatan penelusuran konten keagamaan sebesar 1,5 kali lipat di YouTube dan kenaikan waktu tonton video keagamaan sebesar 48% selama Ramadan dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.

Kelima, mencari tempat untuk berbuka puasa. Meski Ramadan berfokus pada puasa, tradisi terkait makanan juga sama pentingnya. Masyarakat Indonesia melakukan penelusuran terkait makanan 220% lebih banyak selama Ramadan. Kueri penelusuran tentang “dining” (bersantap diluar) bertumbuh 20% selama Ramadan pada tahun 2017 dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Sementara itu, restoran “fast-food” (cepat saji) telah menjadi pencarian utama untuk berbuka puasa.

    Related